Cara Kerja Termometer Tembak, Masih Efektif Deteksi Covid-19?

CNN Indonesia
Jumat, 23 Des 2022 09:58 WIB
Meski demam tak lagi jadin gejala dominan Covid-19, termometer tembak atau thermo gun masih banyak digunakan saat ini. Bagaimana cara kerjanya?
Ilustrasi. Masihkah pengecekan suhu efektif menekan penyebaran Corona? (Foto: CNN Indonesia/ Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Di saat demam tak lagi dominan dalam hal indikasi Covid-19, termometer tembak atau thermo gun masih jadi perangkat andalan yang mencegat pengunjung di berbagai pintu masuk lokasi keramaian. Simak spesifikasinya di sini.

Penggunaan perangkat ini, walau tak sebanyak dulu, masih kerap dijumpai saat kita hendak memasuki mal, perkantoran, atau area konser. Tujuannya sekadar mengecek suhu tubuh seseorang, karena demam merupakan salah satu gejala Covid-19.

Bagaimana cara kerja termometer jenis ini?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir ScienceABC, termometer tembak memanfaatkan teknologi inframerah. Perangkat ini memanfaatkan fakta semua benda, termasuk manusia, pada suhu di atas nol mutlak, memancarkan panas dalam bentuk radiasi termal.

Konsep ini dikenal sebagai black body radiation atau radiasi benda hitam.

Nol mutlak yang setara dengan -273,15 derajat Celcius atau -460 derajat Fahrenheit adalah suhu serendah mungkin yang dapat dicapai suatu benda. Pada titik ini, atom juga menunjukkan perilaku aneh dan eksotik.

Namun, pada suhu apa pun di atas nol mutlak, atom berada dalam keadaan bergerak konstan dan memiliki energi kinetik. Semakin tinggi suhu, semakin banyak energi kinetik yang dimiliki atom atau molekul.

Sehingga, ketika elektron dalam atom ini melompat dari satu orbit ke orbit lain atau ketika dua molekul bertabrakan, energi dalam bentuk radiasi elektromagnetik dipancarkan.

Radiasi elektromagnetik semacam ini dipancarkan hanya oleh energi kinetik dan pergerakan partikel dalam materi serta diklasifikasikan sebagai radiasi termal.

Radiasi termal terdiri dari lebih dari satu panjang gelombang dan menjadi bagian dari radiasi elektromagnetik. Panjang gelombang ini termasuk gelombang radio, gelombang inframerah, dan cahaya tampak.

Dari sederet gelombang tersebut, gelombang inframerah menjadi objek yang menjadi sasaran penghitungan termometer tembak. Dengan deteksi inframerah itulah petugas pemeriksa bisa mendapatkan angka suhu tertentu dari thermo gun-nya.

Masihkah efektif?

Beberapa studi terbaru menemukan demam bukan lagi menjadi gejala utama dalam Covid-19.

Hal itu terungkap dalam data ZOE Health Study, sebelumnya bernama COVID Symptom Study, proyek penelitian kesehatan perusahaan Inggris ZOE Limited yang menggunakan aplikasi seluler, yang dilaporkan para pasien positif Corona pada periode 30 hari sebelum 5 Desember.

Berikut daftar gejala yang paling sering dilaporkan muncul saat terinfeksi Covid-19:

1. Sakit tenggorokan

2. Pilek

3. Hidung tersumbat

4. Bersin

5. Batuk tanpa dahak

6. Sakit kepala

7. Batuk berdahak

8. Suara serak

9. Sakit otot dan nyeri

10. Indra penciuman yang berubah

Lihat Juga :

Laporan gejala demam memang masih muncul. Namun, hal itu terjadi umumnya pada pasien yang belum mendapatkan suntikan vaksin sama sekali. Gejala demam bersama dengan sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, dan terus menurus biasanya muncul pada orang yang belum mendapat vaksin.

Menurut studi dari ZOE, gejala 'tradisional' Covid-19 seperti demam, anosmia (hilang penciuman), dan sesak nafas sudah jarang terjadi akhir-akhir ini.

(lom/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER