Pakar Temukan 'Cahaya Hantu' dari Bintang-bintang Liar

CNN Indonesia
Jumat, 06 Jan 2023 17:41 WIB
Sejumlah pakar menemukan 'cahaya hantu' dari bintang-bintang pengembara berusia miliaran tahun.
Galaksi MOO J1014+0038, salah satu sumber cahaya 'hantu'. (Tangkapan layar web nasa.gov)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bintang biasanya saling terikat pada galaksi tertentu. Namun para pakar baru saja menemukan 'cahaya hantu' dari bintang-bintang tak terikat galaksi.

Cahaya hantu itu berasal dari bintang-bintang yang tidak terikat secara gravitasi pada satu galaksi atau klaster. Melansir situs resmi NASA, keberadaan bintang-bintang tak bertuan itu diketahui lewat pencitraan yang dilakukan Teleskop Hubble.

"Observasi baru Hubble mengindikasikan bahwa bintang-bintang ini telah berjalan selama miliaran tahun dan bukan hasil dari aktivitas dinamis belakangan ini di dalam sebuah klaster galaksi yang melemparkan mereka keluar dari galaksi yang normal," tulis NASA.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

galaksi SPT-CL J2106-5844Galaksi SPT-CL J2106-5844, sumber cahaya hantu lainnya. (Tangkapan layar web nasa.gov)

Keberadaan bintang-bintang 'pengembara' itu pun menimbulkan pertanyaan dari para astronom; bagaimana bisa bintang-bintang ini begitu terpencar di sepanjang klaster?

Beberapa teori pun bermunculan termasuk soal kemungkinan bahwa bintang-bintang ini terlempar dari sebuah klaster galaksi. Atau, bintang-bintang ini terlempar setelah sejumlah galaksi bergabung.

Selain itu, ada pula teori yang menyebut bintang-bintang in sudah ada pada saat awal pembentukan klaster galaksi miliaran tahun yang lalu.

Teleskop Hubble sendiri mengidentifikasi keberadaan mereka setelah melakukan survei infra merah. Survei itu memasukkan 10 klaster galaksi yang jauhnya hampir 10 miliar tahun cahaya dari Bumi.

Pengukuran itu harus dilakukan dari luar angkasa karena cahaya intraklaster (intracluster light) lebih samar 10 ribu kali daripada langit malam hari saat dilihat dari dataran.

Cahaya intraklaster sebetulnya pertama kali ditemukan pada 1951 oleh Fritz Zwicky. Akan tetapi, penemuan oleh Teleskop Hubble memberikan para pakar sejumlah pengetahuan baru.

Survey ini mengungkapkan bahwa rasio dari cahaya intraklaster ini dibandingkan dengan total cahaya klasternya tetap konstan.

"Itu artinya, bintang-bintang tersebut sudah tak berumah sejak awal pembentukan klaster tersebut," kata astronom James Jee dari Yonsei University di Seoul Korea Selatan seperti dikutip Space.

Lihat Juga :

"Pada awal tahun pembentukannya, sejumlah galaksi mungkin sangat kecil dan sehingga mereka melempar galaksi dengan sangat mudah karena tarikan gravitasi yang lebih lemah," ujarnya menambahkan.

Lebih lanjut, Teleskop Hubble akan terus menyurvei semesta mencari cahaya intraklaster lainnya. Di saat bersamaan, Teleskop James Webb juga akan melakukan hal yang sama.

Diharapkan dua observasi dari dua teleskop berbeda itu dapat membantu para ahli mengungkap misteri lahirnya bintang-bintang tak bertuan tersebut. Malah mungkin, para pakar dapat mengungkap hal lain yang masih misterius.

Pasalnya, bintang-bintang ini mungkin memberikan para pakar sekeping informasi soal materi gelap (dark matter), sebuah material tak terlihat yang menjadi bagian besar dari hampir semua material di semesta dan gaya gravitasinya dapat mengikat galaksi bersama-sama. 

[Gambas:Video CNN]

(lth)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER