Beredar sebuah video di media sosial yang menyebut bawang merah bisa digunakan mengobati racun ular berbisa. Benarkah demikian?
Lewat sebuah unggahan di media sosial seorang penutur mengatakan apabila tergigit ular berbisa dapat diatasi dengan memanfaatkan bawang merah yang dibalurkan ke titik gigitan.
"Lari ke rumah terdekat, cari bawang merah engga perlu dikupas, langsung dikunyah sampai lembut dan tempelkan pada bagian yang tergigit," ujar seorang wanita dalam video itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Ia mengklaim ramuan tersebut merupakan penangkal dari suku dayak, Kalimantan Selatan, dan sudah dicoba kepada orang yang tergigit ular kobra. Lima menit setelah diterapkan, ia mengklaim luka langsung sembuh.
Benarkah demikian?
Sebuah studi bertajuk 'Onion (Allium cepa) and its Main Constituents as Antidotes or Protective Agents against Natural or Chemical Toxicities: A Comprehensive Review' mengungkap kandungan senyawa kimia bawang merah (Allium cepa) yang banyak manfaat.
Yakni, allicin, quercetin, fisetin, senyawa belerang lainnya seperti dialil disulfida dan dialil trisulfida.
Tiga penulis studi dari AJA University of Medical Sciences dan Mashhad University of Medical Sciences, Iran, itu mengatakan komponen utama bawang merah dalam dosis tertentu memberi banyak manfaat.
Misalnya, pembersihan radikal bebas dan sifat antioksidan, antikolesterolemik, toksisitas logam berat, antihiperurisemia, antimikroba, anti tukak lambung, dan antikanker.
Selain itu, mereka mengungkap bawang ada pengaruhnya pada bisa ular kobra Pakistan (Naja naja karachiensis).
Peneliti menyebut bisa ular ini dapat menyebabkan banyak komplikasi seperti hipotensi (tekanan darah rendah), edema (pembengkakan jaringan tubuh akibat penumpukan cairan), nyeri, kelumpuhan, nekrosis (cedera sel yang memicu kematian dini sel tersebut).
Lihat Juga : |
Selain itu, ada efek serangan jantung, keluarnya lendir, gusi berdarah, luka berdarah, hematuria (darah pada urine), dan koagulopati (gangguan penggumpalan darah), toksisitas jantung, hati, ginjal, dan muskuloskeletal akut (memengaruhi otot, saraf, ligamen).
"Salah satu dari banyak efek yang terlihat setelah keracunan ular ini adalah hemolisis (pecahnya sel darah merah dan keluarnya hemoglobin ke plasma). Racun ular ini tampaknya mengacaukan membran sel darah merah manusia (HRBC)," tulis para peneliti.
Efek ini kemungkinan dipicu oleh berbagai enzim, yakni fosfolipase A2 (PLA2), enzim protease, dan sebagian 5'-nukleotidase.
"Umbi A. cepa (bawang merah) ditemukan bermanfaat untuk menetralkan hemolisis racun ular," kata peneliti.
Bagaimana bisa?
Bawang merah, kata mereka, mampu menghambat 76 persen enzim PLA dan menetralkan aktivitas hidrolitik PLA2 dengan laju 50 persen pada semua konsentrasi. "Namun gagal menghambat aktivitas 5'-nukleotidase."
"Bawang mampu menormalkan peningkatan level CK-MB akibat bisa karachiensis. Efek bawang ini mungkin disebabkan oleh stabilisasi membran HRBC," ungkap peneliti.
CK-MB merupakan singkatan dari Creatinine Kinase - Myocardial Band yang merupakan teknik pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi kerusakan otot jantung.
Lihat Juga : |
Terlepas dari hasil studi yang hanya menyebut salah satu jenis ular itu, hal yang terpenting pada kasus gigitan ular adalah pertolongan pertama yang tepat.
Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengungkap beberapa hal yang mesti dilakukan dan jangan dilakukan jika tergigit ular.
1. Cari pertolongan medis sesegera mungkin, kontak nomor telepon darurat atau medis setempat.
2. Ambil foto ular dari jarak yang aman jika memungkinkan. Mengidentifikasi ular dapat membantu pengobatan.
3. Tetap tenang.
4. Terapkan pertolongan pertama sambil menunggu pertolongan medis:
1. Jangan menangkap ular atau mencoba menjebaknya, jangan memegang ular berbisa, bahkan meski sudah mati atau pun cuma kepalanya.
2. Jangan menunggu gejala muncul jika tergigit, segera cari pertolongan medis.
3. Jangan gunakan tourniquet (pengikat untuk menyetop pendarahan).
4. Jangan memotong luka dengan pisau atau apa pun.
5. Jangan mencoba menyedot racunnya.
6. Jangan menggunakan es atau merendam luka di dalam air.
7. Jangan minum alkohol sebagai obat penghilang rasa sakit.
8. Jangan minum obat pereda nyeri (seperti aspirin, ibuprofen, naproxen).
9. Jangan gunakan alat kejut listrik atau terapi tradisional.
(can/lth)