Cerita Meta Diminta Ubah Aturan usai Takedown Konten LGBT

CNN Indonesia
Jumat, 20 Jan 2023 12:28 WIB
Ilustrasi. Meta diminta mengubah kebijakannya soal konten telanjang karena dinilai diskriminatif terhadap kalangan LGBT. (Reuters/Dado Ruvic)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perusahanan induk Facebook dan Instagram, Meta, diminta mengubah kebijakan mereka soal foto telanjang dada di kedua platform tersebut.

Mashable melaporkan, permintaan itu datang dari Dewan Pemantau (Oversight Board) Meta setelah mereka mengkaji dua unggahan milik kaum transgender dan non-biner.

Unggahan tersebut masing-masing dibagikan pada 2021 dan 2022. Dua unggahan itu menampilkan pasangan yang bertelanjang dada sembari menutup putingnya.

Lihat Juga :

Keterangan pada foto tersebut memancing diskusi soal kesehatan transgender dan operasi pengakuan gender (gender-affirming surgery). Dua unggahan itu lalu ditandai oleh para pengguna lain sehingga kemudian dihapus.

Meta menghapusnya karena dianggap melanggar "Sexual Solicitation Community Standard". Itu merupakan standar yang ditetapkan Meta berkaitan dengan konten-konten yang dinilai mengandung unsur seksual.

Konten tersebut diturunkan karena dianggap mengajak orang menyumbang untuk aktivitas seksual. Pasalnya, unggahan foto itu berisikan gambar telanjang dada dan ajakan menyumbang untuk operasi si pengunggah foto.

Oversight Board lewat pernyataan resminya pada 17 Januari merekomendasikan Meta untuk mengubah standar soal nudity (konten telanjang) dan sexual activity (aktivitas seksual).

Badan yang diisi oleh akademisi, pengacara, dan ahli HAM itu mengatakan Meta harus membuat peraturan yang "obyektif, jelas, dan menghormati hak dari kriteria tertentu, tanpa diskriminasi terhadap jenis kelamin atau gender"

"Dewan menemukan kebijakan Meta soal ketelanjangan orang dewasa menghasilkan batasan yang hebat untuk ekspresi para wanita, trans[gender], dan orang-orang non-biner di platformnya," kata Dewan tersebut.

Dewan tersebut, dalam situs resminya juga mengatakan kebijakan Meta soal konten telanjang "didasarkan kepada pandangan biner terhadap gender dan perbedaan antara tubuh wanita dan pria".

Alhasil, kebijakan itu "menjadi tidak jelas jika diaplikasikan terhadap interseksual, non-biner, dan orang transgender dan membutuhkan orang lain untuk membuat penilaian subyektif terhadapnya, yang mana itu tidak praktis dilakukan di skala yang demikian."

Lebih lanjut, ada tiga hal yang menjadi rekomendasi Dewan Pemantauan untuk Meta. Berikut daftarnya:

1. Buat kriteria yang jelas, obyektif, dan menghormati hak dalam Standar Konten Telanjang Dewasa dan Aktivitas Seksual di Komunitas. "Sehingga semua orang diperlakukan konsisten dengan standar Hak Asasi Manusia Internasional, tanpa diskriminasi berbasis jenis kelamin atau gender".

2. Sediakan informasi lebih detail dalam Sexual Community Standard untuk publik terutama yang berkaitan dengan penghapusan konten.

3. Revisi panduan untuk moderator Sexual Solicitation Community Standard agar lebih akurat merefleksikan peraturan publik terhadap kebijakan itu. Hal tersebut akan membantu mengurangi eror dalam penerapan oleh Meta.

(lth)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK