Pakar Wanti-wanti Awan Mirip UFO di Turki, tapi Bukan Pertanda Bencana

CNN Indonesia
Selasa, 24 Jan 2023 19:00 WIB
Awan mirip UFO muncul di Turki dan menghebohkan warga setempat. Simak penjelasan pakar soal fenomena itu.
Awan mirip UFO muncul dan menghebohkan warga di Bursa, Turki. (Sinan Balcikoca/Anadolu Agency via Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia --

Fenomena awan menyerupai kendaraan alien UFO menghebohkan Turki baru-baru ini. Bagaimana pakar menjelaskan fenomena tersebut?

Sebelumnya, awan berbentuk mirip UFO muncul di barat laut kota Bursa, di Turki. Awan itu terlihat mengapung di balik gunung dan berwarna jingga.

Awan tersebut pun memancing perhatian banyak warga setempat. Mereka mengabadikan penampakan awan itu lewat ponsel masing-masing.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lihat Juga :

Meski berbentuk seperti UFO, awan itu sejatinya tak punya kaitan apa pun dengan aktivitas alien atau makhluk luar angkasa. Mengutip situs Universitas Gadjah Mada (UGM), awan tersebut berjenis awan lenticularis atau lentikularis.

"Awan ini berbahaya utamanya bagi pesawat yang terbang di sekitarnya," kata pakar iklim dari UGM Emilya Nurjani.

Menurutnya, "kemunculan awan tersebut tidak terkait dengan pertanda akan terjadinya bencana". Sebaliknya, Emilya menyebut awan lenticularis merupakan fenomena biasa.

Awan ini sering muncul atau terbentuk di daerah pegunungan atau gunung maupun perbukitan atau bukit.

Emilya menambahkan awan ini terbentuk dipengaruhi oleh faktor orografis/elevasi. Oleh karena itu, awan ini sering terbentuk di daerah pegunungan atau gunung maupun perbukitan atau bukit.

Biasanya, awan sering terbentuk di sisi pegunungan yang berangin atau sisi hadap lereng (windward), tetapi awan lenticularis terbentuk di sisi bawah angin atau sisi belakang lereng (leeward).

Dengan begitu, saat udara lembab naik ke sisi atas gunung/bukit mengalami pendinginan dan pemadatan sehingga menghasilkan awan.Namun, di sisi yang berlawanan dengan angin, udara menurun dan menghangat sehingga terjadi penguapan.

"Di lihat dari permukaan, awan terlihat tidak bergerak saat udara mengalir dan lapisan pembentuk awan terlalu kering sehingga lenticular akan terbentuk satu di atas yang lain. Bahkan, terkadang hal ini meluas ke lapisan stratosfer dan terlihat seperti UFO," paparnya.

Lebih lanjut, Emilya mengungkapkan, kemunculan awan lenticularis biasanya akan menimbulkan hujan dengan intensitas sedang.

"Hujan, tetapi intensitas tidak tinggi karena pada dasarnya uap air sudah jatuh sebagai hujan di sisi windward," terangnya.

Rekam jejak

Awan lenticularis sebelumnya pernah muncul di Indonesia. Mengutip detikcom, awan ini antara lain pernah terlihat di Gunung Semeru pada Selasa, 21 September 2021.

Penampakannya pun menjadi perhatian warga yang bermukim di lereng gunung. Banyak warga mengabadikan fenomena tersebut dengan kamera ponsel.

"Gunung Semeru-nya unik karena bertopi awan. Jadi sayang kalau tidak diabadikan " ujar Heny, warga desa Darungan.

Fenomena sejenis juga sempat terjadi di Desa Punge, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh, Selasa (6/7/2021).

Prakirawan Stasiun BMKG Meulaboh-Nagan Raya Rezky P Hartiwi mengungkapkan awan mirip UFO yang membentuk topi atau tudung itu biasanya tumbuh di sekitar gunung atau bukit akibat hembusan angin di kawasan pegunungan.

Menurutnya, awan ini terjadi akibat massa udara yang basah melintasi daerah pegunungan.

Ia menjelaskan awan lenticularis sangat berbahaya bagi pesawat terbang karena bisa menyebabkan turbulensi atau goncangan secara vertikal yang kuat. Pesawat, katanya, bisa mengalami penurunan tekanan udara secara drastis.

"Khusus bagi pesawat yang terbang dengan level ketinggian yang rendah, biasanya pilot sangat menghindari awan lenticularis ini," ucap Rezky, dikutip dari Antara, Rabu (7/7/2021).

Bagi permukiman, lanjut dia, awan lenticularis dapat menyebabkan angin kencang dan hujan untuk beberapa waktu.

"Kalau untuk masyarakat menghindari awan ini biasanya harus tetap di dalam rumah ya, kalaupun ada yang mengharuskan beraktivitas di luar, dimohon untuk tetap waspada dan hati-hati," tandas dia.

[Gambas:Video CNN]

(can/lth)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER