Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap penyebab gempa Magnitudo (M) 7,1 di Meloguane, Sulawesi Utara, Rabu (18/1).
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan gempa terjadi akibat deformasi batuan dalam Lempeng Laut Maluku. Hal itu berdasarkan analisis lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya.
"Gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah dipicu oleh deformasi batuan dalam Lempeng Laut Maluku," ujar Daryono dalam keterangannya, Rabu (18/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber, ia mengatakan gempa tersebut memiliki mekanisme pergerakan geser alias strike-slip.
Parameter mutakhir dari gempa ini memiliki magnitudo 7,0. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,80° LU ; 127,03° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 124 kilometer arah Selatan Kota Melonguane, Sulawesi Utara pada kedalaman 71 kilometer.
Dampak gempa ini menurut Daryono dirasakan di daerah Kep. Talaud, Kep. Sangihe, Kep. Sitaro, Tidore dengan skala intensitas III-IV MMI, atau getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," tuturnya.
Hingga pukul 14.10 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 10 aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock, dengan Magnitudo 3,8 sampai 5,3.
Dia mengimbau warga tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu, hindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
(can/arh)