Mayoritas Observatorium Dunia Tercemar Polusi Cahaya

CNN Indonesia
Senin, 30 Jan 2023 07:31 WIB
Sebanyak 28 observatorium dunia diteliti oleh tim gabungan. Hasilnya, hanya tujuh observatorium yang memiliki tingkat kecerahan puncak. Ilustrasi. Polusi cahaya mengancam keakuratan peneropongan bintang di observatorium. (Istockphoto/kuddl-24)
Jakarta, CNN Indonesia --

Polusi cahaya berlebih disebut mencemari langit di sebagian besar area observatorium alias teropong bintang utama dunia. Akhir kisah astronomi darat?

Hal tersebut diketahui setelah tim peneliti dari Italia, Chili dan Spanyol membandingkan polusi cahaya di hampir 50 observatorium, mulai dari yang profesional dan terbesar hingga observatorium kecil dan amatir. 

Dilansir Space, tim peneliti gabungan itu kemudian menerapkan model bagaimana cahaya bergerak melalui atmosfer bumi hingga pemandangan malam yang diambil oleh satelit.

Tim itu mengukur bahwa tepat di atas kepala atau di bagian zenit tingkat polusinya lebih sedikit sehingga menjadi bagian paling gelap dari langit malam.

Namun, para peneiti juga melihat tingkat kecerahan rata-rata pada ketinggian 30 derajat, yang merupakan titik terendah yang bisa dicapai teleskop berbasis daratan, serta 10 derajat awal dari horison.

Tim juga mempertimbangkan tingkat kecerahan rata-rata di langit dan bagaimana cahaya buatan datang dari langit malam untuk mencerahkan daratan. 

Para ilmuwan kemudian membandingkan pengukuran ini dengan cahaya yang berasal dari bintang dan Bima Sakti, serta kecerahan alami langit yang dihasilkan oleh pancaran cahaya samar oleh atmosfer bumi yang disebut "airglow".

Dengan menggabungkan semua faktor ini, tim peneliti dapat memodelkan bagaimana cahaya buatan memengaruhi langit malam, dan menentukan langit malam di atas observatorium besar tercemar oleh cahaya daripada yang diperkirakan sebelumnya.

"Menggunakan model Garstang-Cinzano yang diaplikasikan kepada perangkat Visible Infrared Imaging Radiometer Suite (VIIRS) 2021 data cahaya dari satelit, kami membandingkan 28 observatorium yang memiliki teleskop dengan bukaan (aperture) 3 meter, dan beberapa observatorium lainnya," tulis para ahli dalam artikel mereka di jurnal Royal Astronomical Society

Hasilnya, paling tidak hanya tujuh dari 28 observatorium utama yang didefinisikan sebagai fasilitas yang memiliki kecerahan puncak dengan cahaya di bawah ambang batas kecerahan langit alami yaitu sebesar 1 persen.

Lebih buruk lagi, hanya satu dari 28 situs utama yang diperiksa yang memiliki polusi cahaya di bawah ambang batas 1 persen pada 30 derajat di atas horison.

Para peneliti juga mempertimbangkan ambang batas kecerahan buatan maksimum yang diperbolehkan untuk observatorium yaitu sebesar 10 persen yang ditetapkan oleh International Astronomical Union (IOU) pada tahun 1970-an.

Kendati demikian tetapi masih dua pertiga dari observatorium darat yang memiliki ambang batas kecerahan, sesuai dengan kriteria IOU.

Yang paling tidak terkontaminasi dari semua situs yang ditampilkan dalam penelitian ini adalah sebuah pondok di Namibia yang menampung beberapa teleskop yang disewa untuk astronom amatir.

Hal tersebut diketahui berdasarkan laporan fisikawan spesialis polusi cahaya di Universidade de Santiago de Compostela di Spanyol, Fabio Falchi.

"Saya baru-baru ini berada di sana dan saya dapat memastikan bahwa itu adalah situs dengan polusi cahaya paling sedikit yang pernah saya lihat," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Kita harus mencoba mengurangi tingkat polusi cahaya di situs lain untuk melindungi masa depan astronomi berbasis darat."

[Gambas:Video CNN]

(can/lth)


[Gambas:Video CNN]
Lihat Semua
SAAT INI
BERITA UTAMA
REKOMENDASI
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
LIHAT SELENGKAPNYA

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TERPOPULER