Gempa yang diakibatkan Sesar Cugenang terjadi di Cianjur, Jawa Barat pada Selasa (24/1) dinihari dengan kekuatan magnitudo 4,3. Apa itu Sesar Cugenang dan di mana saja areanya?
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan Sesar Cugenang menjadi penyebab gempa tersebut.
BMKG menyebut episenter gempa terletak pada koordinat 6,82 derajat Lintang Selatan dan 107,07 Bujur Timur. "atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 7 km Barat Laut Kabupaten Cianjur, Jabar pada kedalaman 10 km,"
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesar sendiri merupakan bidang batas antara dua fraksi kulit Bumi yang mengalami gerakan atau pergeseran relatif kelompok batuan terhadap blok lainnya. Areanya bisa cuma beberapa sentimeter hingga puluhan kilometer.
Daerah yang berada di atas sesar yang masih aktif pergeserannya merupakan zona rawan gempa. Sesar Cugenang diketahui membentang sepanjang kurang lebih 9 kilometer dan melintasi sedikitnya sembilan desa.
Delapan desa di antaranya masuk wilayah Kecamatan Cugenang. Sesar ini tergolong 'baru' diketahui setelah BMKG melakukan analisa focal mechanism (analisis sumber gempa) pasca gempa Cianjur November tahun lalu.
""Berdasarkan hasil analisis focal mechanism serta memerhatikan posisi episenter gempa utama dan gempa susulan, dapat diketahui bahwa patahan pembangkit gempa bumi Cianjur merupakan patahan baru," ungkap Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono.
Patahan itu, lanjut Daryono, mengarah ke N 347 derajat timur dan kemiringan (dip) 82,8 derajat dengan mekanisme gerak geser menganan (dextral stike-slip).
Patahan ini digambarkan dengan garis putus-putus tegak lurus dari Desa Nagrak hingga Desa Ciherang ke arah timur laut.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati seperti dikutip dari Antara mengatakan, BMKG juga melakukan analisa citra satelit dan foto udara terhadap Sesar Cugenang.
Tak ketinggalan, pihaknya melengkapi itu dengan survei lapangan terhadap pola sebaran dan karakteristik surface rupture (retakan/rekahan permukaan tanah), sebaran titik longsor, kelurusan morfologi, dan pola sebaran kerusakan.
Dengan temuan baru patahan Cugenang ini, Dwikorita mengungkap jumlah sesar aktif yang teridentifikasi di Indonesia mencapai 296.
"Jadi di Indonesia ini sudah identifikasi 295 patahan aktif. Namun patahan Cugenang yang ini belum termasuk yang teridentifikasi. Jadi ini yang baru saja ditemukan atau teridentifikasi," ujarnya.
Lihat Juga :101 SCIENCE Kenapa Gerak Sloth Lambat Banget? |
Lebih lanjut, BMKG juga telah menyelesaikan pemetaan bahaya gempa bumi akibat Sesar Cugenang. Pemetaan itu merupakan pemutakhiran data peta bahya gempa bumi karena Sesar Cugenang yang dirilis di situs BMKG pada 10 Desember lalu.
Pemutakhiran dilakukan untuk menyesuaikan perkembangan kelengkapan data pemantauan di lapangan. Selain itu, ketersediaan data dari instansi lain juga memperkuat hasil analisa BMKG.
Dari hasil pemetaan tersebut, BMKG mengungkaptiga zona bahaya gempa bumi, yakni Zona Terlarang (Merah), Zona Terbatas (Orange) dan Zona Bersyarat (Kuning).