Cerita Patah Hati Massal usai China Putus Akses World of Warcraft

CNN Indonesia
Rabu, 25 Jan 2023 20:00 WIB
Patah hati massal terjadi di China usai game World of Warcraft diputus aksesnya akibat masalah lisensi.
Ilustrasi. Warga China mesti say goodbye pada Warcraft. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Jutaan warga China yang memainkan World of Warcraft (WoW) 'patah hati' usai pemutusan akses terhadap game online populer tersebut.

World of Warcraft diputus aksesnya bersama sejumlah video game populer dari Blizzard Entertainment pada Selasa (24/1) karena perjanjian lisensi dengan mitra lokal lama NetEase (NTES) berakhir.

WoW sendiri adalah game multipemain daring (multiplayer) yang sangat populer yang memungkinkan pengguna untuk melawan monster dan melakukan perjalanan melalui ekspedisi di dunia abad pertengahan Azeroth.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyak gamer di seluruh dunia tumbuh ditemani game ini, termasuk di China. Pemutusan akses game ini membuat sejumlah penggemar di China mengungkapkan ketidakpercayaan atas hilangnya hobi lama mereka di postingan media sosial.

"Ketika saya bangun, saya masih tidak mau menerima [kenyataan itu]," kata seorang pengguna di medsos Weibo pada Selasa (24/1), seperti dikutip dari CNN.

"Saya menangis sepanjang malam dalam tidur saya karena game tersebut offline. Saya bermimpi bahwa saya menangis di tengah kelas," tambahnya.

Gamer lain menggambarkan World of Warcraft sebagai "cinta pertamaku".

"Saya benar-benar tidak bisa melupakannya," lanjut netizen lainnya.

"Inilah akhirnya," tulis seorang pengguna Weibo lain, disertai dengan emoji menangis, dikutip dari The Guardian.

Warga China lainnya mengungkapkan Warcraft tak cuma soal permainan online.

"Itu bukan hanya permainan. Itu juga menjadi kenangan seluruh generasi" anak muda China, kicau netizen yang lain.

Pemutusan akses tersebut menyusul perselisihan sengit antara Blizzard, unit Activision Blizzard (ATVI), dan NetEase.

Pengembang game asing harus bekerja sama dengan mitra lokal untuk menawarkan video game di China. Namun November lalu, Blizzard dan NetEase mengumumkan mereka tidak akan memperbarui perjanjian lisensi yang akan berakhir bulan ini.

Kesepakatan itu mencakup beberapa judul game Blizzard populer di China daratan, termasuk "World of Warcraft", "Hearthstone", dan "Diablo III."

Dalam pernyataan terpisah saat itu, kedua belah pihak mengatakan mereka tidak dapat mencapai perjanjian baru tentang hal-hal utama, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Blizzard mengaku telah meminta perpanjangan kontrak selama 6 bulan agar game yang sudah hadir sejak 2008 tersebut bisa tetap dimainkan. Sayangnya, permintaan tersebut ditolak oleh NetEase.

"Sayangnya, setelah diskusi baru minggu lalu, NetEase tidak menerima proposal kami untuk perpanjangan," terang Blizzard.

Wu, seorang mahasiswa doktoral berusia 30 tahun dan penggemar lama Warcraft, menyatakan "Kedua perusahaan sudah menyandera pemain".

Meski demikian, Wu, yang mengaku biasanya main WoW hingga 3 jam sehari, melihat sisi baik dari akhir tragis game tersebut.

"Saya tidak memberi cukup waktu buat istri. Sekarang World of Warcraft sudah tidak ada, saya ingin menebus kesalahan," tandasnya.

(lom/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER