Hacker Minta Tebusan Rp149 M usai Bobol Riot Games, Baiknya Bayar?

CNN Indonesia
Kamis, 26 Jan 2023 14:32 WIB
Pengembang game League of Legends, Riot Games, diperas hacker Rp149 miliar dengan iming-iming keamanan data yang dicuri. Apakah perlu dibayar?
Ilustrasi. Riot Games menolak membayar Rp149 miliar kepada peretas yang mencuri kode sumber League of Legends. (Istockphoto/ Undefined)
Jakarta, CNN Indonesia --

Riot Games menolak membayar hacker yang memeras mereka usai meretas game League of Legends senilai US$10 juta atau Rp149 miliar (US$1= Rp14.939). Apa yang mestinya dilakukan dalam posisi ini?

Peretas game League of Legends diketahui mencuri kode sumber untuk League of Legends (LoL) multiplayer online battle arena, Teamfight Tactics (TFT) auto battler game, dan platform anti-cheat.

Tak hanya itu, kode yang dicuri juga berisi beberapa fitur yang belum dirilis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usai membobol sistem, peretas mengirim pesan kepada Riot Games sambil meminta US$10 juta dengan jaminan tidak membocorkan kode sumber itu dan akan menghapusnya.

"Kami telah mendapatkan data bernilai Anda, termasuk kode sumber anti-cheat yang berharga itu, beserta seluruh kode game untuk League of Legends dan perangkatnya, begitu juga dengan mode pengguna anti-cheat Anda, Packman," tulis para peretas.

"Kami mengerti betapa pentingnya data-data ini dan dampaknya terhadap League of Legends dan Valorant, jika data ini dilepas ke publik. Karena itu, kami meminta sebuah hal kecil yakni US$10 juta," lanjut pesan itu.

Dalam pesannya, peretas berjanji akan menghapus kode sumber itu dari server mereka dan menggaransi file itu tidak akan pernah lepas ke publik.

"Kami juga akan menyediakan semacam informasi soal bagaimana peretasan ini terjadi dan saran untuk mencegahnya di masa depan," tulis mereka.

Tolak bayar

Meski demikian, Riot Games mengaku tak akan membayar tebusan itu dan memilih bekerjasama dengan penegak hukum dan konsultan eksternal untuk menginvestigasi peretasan ini.

Mereka juga bakal merilis laporan detail soal mekanisme peretasan dan tindakan pencegahan yang akan dilakukan agar hal serupa tidak terulang.

"Hari ini, kami menerima email ransom. Tak perlu dikatakan, kami tak akan membayar," kata Riot Game seperti dilansir Bleeping Computer.

Riot Games mengakui serangan peretas itu mengganggu ekosistem gamenya dan bisa menyebabkan masalah di masa depan. Akan tetapi, Riot Games yakin data dan informasi pribadi pemain tetap aman.

"Kami tetap percaya diri bahwa tidak ada data pemain atau informasi pribadi pemain yang dikompromikan," tulisnya.

Dengan pencurian data ini juga, Riot Games mengakui fitur baru yang belum dirilis itu pada akhirnya tak akan dilepas ke publik.

"Saat kami berharap beberapa model game ini dan perubahan lainnya pada akhirnya sampai ke para pemain, kebanyakan konten in berupa prototipe dan tidak ada garansi akan benar-benar dilepas ke publik," tulis perusahaan.

Bagaimana baiknya?

Boris Larin, Lead Security Researcher di Global Research and Analysis (GReAT) Team Kaspersky, mengungkapkan langkah Riot Games itu tepat.

"Membayar uang tebusan tidak menjamin pengembalian file yang aman dan andal, dan itu hanya mendorong pembuat malware untuk melanjutkan operasinya, sehingga meningkatkan potensi risiko reputasi dan keuangan," kata dia, dalam rilis resminya.

"Selain itu, mengikuti aturan dari para penjahat dunia maya bukanlah ide yang baik dan hanya meningkatkan potensi risiko reputasi dan finansial ke depannya." ujarnya lagi.

Terlepas dari itu, Boris mengatakan data yang dicuri hacker itu amat penting. Kode sumber sebuah game bisa dimanfaatkan para peretas untuk mempelajari semua jeroan game.

"Setelah penyerang mendapatkan akses ke kode sumber game, mereka dapat dengan mudah mempelajari semua fungsi game dan server game, mempelajari logika game, algoritme rahasia, dan teknologi anti-cheat," jelasnya.

"Hal itu memungkinkan mereka menemukan kerentanan, membuat cheat dan bot, dan meraih kekayaan dengan menjual alat secara curang atau dengan menambang dan menjual mata uang dalam game, melewati aturan yang ditetapkan oleh pengembang game, sekaligus merusak pengalaman pemain lain," urai dia.

[Gambas:Video CNN]

(lth/arh/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER