
Kronologi Kemarau Kering di Jabodetabek Versi BMKG, Dimulai Maret

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan kronologi prakiraan musim kemarau yang akan terjadi di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menjelaskan wilayah Jabodetabek sudah masuk ke fase pancaroba pada Maret.
"Kalau kita lihat Jakarta samar-samar sudah mulai mengering di Banten dan Jawa Barat di bulan Maret," ujar dia secara virtual, Jumat (27/1).
Dia menjelaskan kawasan Jabodetabek biasanya masuk ke musim kemarau lewat hembusan massa udara dari utara dan gradual merambat ke wilayah selatan.
Kondisi tersebut, katanya, biasa terjadi mulai Maret dengan puncaknya pada Mei. Pada Juli, fase kemarau sudah meluas ke wilayah Pulau Jawa.
Berdasarkan paparan yang ditampilkan Ardhasena, Jabodetabek mengalami pengurangan curah hujan menengah yaitu 100 mm per bulan pada Maret.
Pada Juli, terlihat peta wilayah Jabodetabek berwarna merah kecoklatan yang berarti curah hujan rendah 50 sampai 100 mm per bulan.
"Kondisi tersebut berawal dari bulan Maret ke April, Mei yang sinyal sudah jelas masuk ke Jabodetabek hingga bulan Juli hingga (menyebar) ke Pulau Jawa," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala BMKG mewanti-wanti sejumlah wilayah di Indonesia masuk dalam fase kemarau kering dampak dari adanya fenomena El Nino.
"Dengan adanya prediksi ini El Nino itu aliran massa udara basah dari Indonesia berbalik ke Samudera Pasifik. Jadi yang Indonesia menjadi kering karena aliran massa udara ini bergerak ke samudra pasifik jadi ini lawan dari La Nina," kata Dwikorita secara virtual, Jumat (27/1).
Dikutip dari Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat, El Nino terjadi karena pemanasan Suhu Muka Air Laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
Pemanasan ini menyebabkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah sehingga mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.
"Singkatnya, El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum," bunyi keterangan BMKG NTB.
Lewat prakiraan cuaca itu, beberapa wilayah hingga enam bulan ke depan diprediksi sifat hujan bulanan relatif menurun jika dibandingkan dengan curah hujan bulanan di tahun lalu.
Beberapa wilayah dengan curah hujan menurun di antaranya seperti Sumatera bagian tengah, Kalimantan bagian tengah dan sebagian Papua mulai Februari 2023.
Selain itu, Riau, Sumut dan Jambi juga memiliki curah hujan bulanan yang menurun pada Februari 2023. Dengan demikian wilayah tersebut bisa dianggap sudah memasuki musim kemarau.
(can/arh)[Gambas:Video CNN]