Platform media sosial Twitter mengumumkan telah mematikan fitur CoTweets yang bisa bikin berkicau bareng lewat dua akun secara bersamaan.
Pemutusan layanan itu diungkap pada Selasa (31/1) waktu Amerika Serikat. Praktis, per hari ini layanan CoTweets tak lagi bisa diakses.
"Kami menghentikan CoTweets. Selama beberapa bulan terakhir kami telah menguji cara baru untuk men-twit bersama menggunakan CoTweets. Dengan berat hati kami mengumumkan eksperimen saat ini akan segera berakhir," ujar Twitter di halaman resminya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengguna Twitter yang menggunakan CoTweet akan dianggap sebagai penulis tweet tersebut. Namun hanya nama penulis pertama lah yang akan dianggap sebagai penulis.
Penulis kedua yang diundang menulis twit akan dihapus. Di saat bersamaan, twit yang dihasilkan dari tulisan bersama bakal bisa dilihat pada halaman masing-masing sebagai re-twit dari pembuat twit awal.
Twitter pertama kali meluncurkan CoTweets pada Juli 2022, hanya beberapa bulan sebelum Elon Musk mengakuisisi perusahaan tersebut.
Twitter mempromosikan fitur tersebut sebagai cara untuk dua pengguna Twitter membuat pengumuman bersama atau membantu menyoroti pengguna lain.
Tweet ini akan muncul di umpan pengguna seperti yang diunggah oleh kedua penulis CoTweet.
Untuk membuat twit, pengguna harus terlebih dahulu menulis twit kemudian mengirim undangan ke pengguna lain muncul sebagai co-author CoTweets sebelum mengunggah twit tersebut. .
Ditutupnya fitur di Twitter bukan pertama kalo terjadi. Pada 2020 perusahaan merilis fitur Fleets yang merupakan fitur tayangan singkat menyerupai Snapchat maupun Insta Stories di Instagram. Pada Agustus 2021 fitur kemudian ditutup lantaran sepi pengguna.
Lihat Juga :101 SCIENCE Kenapa Mata Bergerak-gerak saat Tidur? |
Dikutip dari Mashable, Twitter di bawah Elon Musk telah memberhentikan ribuan karyawan dan mulai menutup produk dan layanan yang jauh melampaui tahap pengujian.
Awal bulan ini misalnya, platform buletin Twitter, Revue, ditutup. Perusahaan mengakuisisi Revue pada Januari 2021 dan segera mengintegrasikan fitur yang memungkinkan pengguna berlangganan buletin Revue langsung di Twitter dengan sekali klik.
Penutupan fitur-fitur tersebut menimbulkan keraguan publik di tengah langkah Musk menjadikan Twitter sebagai layanan pembayaran. Publik menganggap seolah-olah fitur yang bukan inti dari Twitter hanya menunggu waktu untuk ditutup.
Saat Twitter era Musk bergerak untuk berubah ke dalam layanan pembayaran, sepertinya fitur Twitter apa pun yang bukan inti dari platform dapat menjadi pilihan berikutnya.
(can/lth)