Telkomsel Uji 5G buat Nelayan Gorontalo, IOH Tuntaskan Refarming

CNN Indonesia
Selasa, 28 Feb 2023 15:46 WIB
Telkomsel memperluas jaringan 5G di area lautan dengan memakai frekuensi 2,3 Ghz, sementara Indosat menuntaskan penataan frekuensi 2,1 Ghz. Ilustrasi. Dua opsel menggelar aksi perluasan potensi jaringan. (Aditya Panji)
Jakarta, CNN Indonesia --

Telkomsel menguji perluasan jaringan 5G di sektor maritim dengan memakai frekuensi 2,3 Ghz. Sementara, Indosat Ooredoo Hutchison  menuntaskan penataan frekuensi 2,1 Ghz.

Dikutip dari siaran pers, Telkomsel berkolaborasi dengan ZTE Corporation untuk menguji peningkatan kapabilitas jaringan 5G berbasis pita frekuensi 2,3 GHz di kawasan maritim.

"Kami harap kolaborasi pengujian ketersediaan layanan broadband 5G, yang kali ini difokuskan pada sektor kemaritiman, dapat semakin membuka peluang akses telekomunikasi digital yang lebih baik," kata Direktur Network Telkomsel Nugroho dalam keterangan tertulis.

"Sekaligus akan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi digital di wilayah Gorontalo secara lebih inklusif dan berkelanjutan."

Uji coba digelar di Gorontalo, wilayah dengan garis pantai sepanjang 903,7 km dengan sektor maritim yang jadi salah satu andalan bagi perekonomian daerah.

Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan setempat, terdapat 19.013 warga berprofesi sebagai nelayan di 2019.

Dengan demikian, ketersediaan infrastruktur jaringan komunikasi dan akses internet menjadi salah satu kebutuhan penting guna mendukung pertumbuhan dan percepatan perekonomian berbasis digital.

Kerja sama ini sendiri dipresentasikan bersamaan dengan perhelatan Mobile World Conference di Barcelona pada 27 Februari.

Kolaborasi ini memakai perangkat radio 5G dari ZTE dengan teknologi Active Antenna yang dapat menjangkau hingga radius 60 km.

"Kolaborasi ini juga mendorong hadirnya kesempatan yang merata bagi seluruh masyarakat di wilayah maritim Indonesia untuk mendapatkan akses pengalaman gaya hidup digital terdepan," kata Richard Liang Weiqi, Presiden Direktur ZTE Indonesia.

Terpisah, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) menuntaskan refarming alias penataan ulang frekuensi radio 2,1 Ghz.

Chief Technology Officer Indosat Ooredoo Hutchison Desmond Cheung mengatakan refarming dilakukan untuk membuat alokasi frekuensi yang sebelumnya terpisah menjadi berdekatan (contiguous) agar layanan jaringan jadi lebih cepat.

"Kami telah menyelesaikan penataan ulang atau refarming pita frekuensi radio 2,1 GHz untuk memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik, bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI dan operator lainnya," ujar dia dalam keterangannya, Jumat (24/2).

"Refarming merupakan salah satu upaya mendorong efisiensi pemanfaatan frekuensi untuk kualitas layanan pita lebar (broadband) Indonesia yang lebih baik," lanjut dia.

Manfaat lain dari refarming itu adalah mengatasi kebutuhan lalu lintas data di masa depan dengan koneksi yang lebih stabil dan memaksimalkan spektrum frekuensi yang ada.

Ia juga mengklaim perusahaannya sudah menyelesaikan seluruh kewajiban refarming yang diagendakan Kementerian Komunikasi dan Informatika pada periode 1 Desember 2022 hingga 7 Februari 2023.

Klaster refarming yang diselesaikan itu ada di sisi timur Indonesia yang mencakup provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat. Sementara, klaster bagian barat Indonesia mencakup wilayah Provinsi Aceh dan Sumatera Utara.

(can/arh)
Lihat Semua
SAAT INI
BERITA UTAMA
REKOMENDASI
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
LIHAT SELENGKAPNYA

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TERPOPULER