5 Tahun Wafatnya Hawking, Jatuh Bangun si Jenius yang Tak Risau IQ

CNN Indonesia
Selasa, 14 Mar 2023 08:24 WIB
Salah seorang dengan pemikiran paling brilian, Stephen Hawking, mencerahkan dunia dalam hal fisika yang biasanya rumit. Teori revolusioner pun disodorkannya.
Hari ini, lima tahun kepergian Ilmuwan Stephen Hawking. (AFP PHOTO / ANDREW COWIE)
Jakarta, CNN Indonesia --

Stephen Hawking, yang meninggal di usia 76 tahun 14 Maret 2018, tepat 5 tahun lalu, menjadi salah satu fisikawan teoretis paling cemerlang dengan hidup berliku; berjuang melawan penyakit, menghadapi hujatan, hingga jatuh bangun dalam percintaan.

Tulisan ini diterbitkan terkait lima tahun kepergian Hawking dan 144 tahun kelahiran Albert Einstein. Dua fisikawan yang dianggap memberi dampak amat besar pada cara manusia memandang semesta.

Tak pernah mengungkap IQ-nya, Hawking tetap dianggap sebagai orang terpintar di dunia pada masanya. Saat seorang reporter The New York Times bertanya kepada Hawking soal IQ-nya, dia menjawab dengan "Saya tidak tahu."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orang yang membual tentang IQ-nya adalah pecundang," cetus dia, dikutip dari The Atlantic.

Stephen William Hawking lahir di Inggris pada 8 Januari 1942, atau 300 tahun setelah kematian astronom Galileo Galilei.

Dia kuliah di University College, Oxford, mengambil studi fisika di saat ayahnya mendesak untuk fokus pada kedokteran. Hawking melanjutkan ke Cambridge untuk meneliti kosmologi, studi tentang alam semesta secara keseluruhan.

Hawking, saat bicara di Royal Albert Hall, 2012, mengaku tidak belajar membaca sampai usia 8 tahun. Kemalasan yang sama juga terjadi saat menjadi mahasiswa di Universitas Oxford.

Dia menyebut, dikutip dari The Washington Post, tugasnya tidak rapi dan tulisan tangannya merupakan "keputusasaan guru saya".

Kadar kerajinannya berubah usai didiagnosis penyakit pada awal 1963, tepat sebelum ulang tahunnya yang ke-21. Hawking didiagnosis mengidap penyakit neuron motorik, yang lebih dikenal sebagai penyakit Lou Gehrig atau amyotrophic lateral sclerosis (ALS).

Usianya diprediksi tak lebih dari dua tahun lagi. Menyelesaikan gelar doktor pun tampak tidak mungkin. Namun, Hawking menentang ketidakmungkinan itu. Dia meraih PhD pada 1966 dan dia terus bergerilya untuk memahami alam semesta beberapa dekade sejak itu.

Saat penyakitnya kian menyebar, Hawking kian sulit bergerak, mulai menggunakan kursi roda, hingga makin sukar berbicara. Pada 1985, trakeotomi (bedah via bagian depan leher) darurat menyebabkan dia benar-benar kehilangan kemampuan berbicara.

Ia pun dibantu perangkat penghasil ucapan yang dibuat Cambridge, dikombinasikan dengan program perangkat lunak, untuk memungkinkannya menghasilkan suara elektronik dengan memilih kata-kata dengan cara menggerakkan otot di pipinya.

Tepat sebelum didiagnosis penyakit ini, Hawking bertemu Jane Wilde, dan keduanya menikah pada tahun 1965. Pasangan itu memiliki tiga anak sebelum berpisah pada 1995. Hawking menikah lagi pada tahun yang sama tetapi bercerai pada 2006.

Setelah lulus, Hawking bekerja sebagai peneliti dan kemudian sebagai pengajar profesional di Cambridge. Pada 1974, dia dilantik sebagai anggota Royal Society, sebuah perkumpulan ilmuwan sedunia.

Pada 1979, ia diangkat sebagai Lucasian Professor of Mathematics di Cambridge, kursi akademik paling terkenal di dunia yang juga pernah diduduki Sir Isaac Newton, fisikawan anggota Royal Society.

Selama kariernya, Hawking mempelajari hukum dasar yang mengatur alam semesta. Dia mengusulkan bahwa, karena alam semesta memiliki awal lewat Big Bang, kemungkinan besar alam semesta akan memiliki akhir.

Kolab dengan sesama kosmolog Roger Penrose, dia mendemonstrasikan bahwa Teori Relativitas Umum Albert Einstein menunjukkan bahwa ruang dan waktu dimulai saat kelahiran alam semesta dan berakhir di dalam lubang hitam, yang menyiratkan bahwa teori Einstein dan teori kuantum harus bersatu.

Menggunakan dua teori bersama-sama, Hawking juga menetapkan bahwa lubang hitam tidak sepenuhnya gelap melainkan memancarkan radiasi. Dia meramalkan bahwa, setelah Big Bang, lubang hitam sekecil proton tercipta, diatur oleh relativitas umum dan mekanika kuantum.

Pada 2014, Hawking merevisi teorinya, bahkan menulis bahwa, dikutip dari Space, "tidak ada lubang hitam", setidaknya dengan cara yang dipahami para kosmolog secara tradisional.

Teorinya menghilangkan keberadaan 'cakrawala peristiwa' (event horizon), batas tidak ada yang bisa kabur dari lubang hitam. Sebaliknya, dia mengusulkan 'cakrawala tampak' (apparent horizon) yang akan berubah sesuai dengan perubahan kuantum di dalam lubang hitam.

Hawking juga mengusulkan bahwa alam semesta itu sendiri tidak memiliki batas, seperti halnya Bumi.

Meskipun planet ini terbatas, seseorang dapat melakukan perjalanan mengelilinginya tanpa batas, dan tak akan pernah menemukan tembok yang bisa digambarkan sebagai "ujung".

Karya

Hawking adalah seorang penulis populer. Buku pertamanya, 'A Brief History of Time' pertama kali diterbitkan pada 1988 dan menjadi bestseller internasional.

Lewat karyanya ini, Hawking punya misi untuk mengkomunikasikan pertanyaan tentang kelahiran dan kematian alam semesta kepada orang awam.

Hawking kemudian menulis buku nonfiksi lain yang ditujukan untuk non-ilmuwan. Ini termasuk 'A Briefer History of Time', 'The Universe in a Nutshell', 'The Grand Design', dan 'On the Shoulders of Giants'.

Dia dan putrinya, Lucy Hawking, juga membuat seri buku fiksi untuk anak sekolah menengah tentang penciptaan alam semesta, termasuk 'George and the Big Bang' (Simon & Schuster, 2012).

Hawking juga tampil dalam sejumlah acara televisi, termasuk memainkan hologram dirinya sendiri di 'Star Trek: The Next Generation' dan menjadi cameo di acara televisi 'Big Bang Theory'. Tak ketinggalan, ada miniseri pendidikan berjudul 'Stephen Hawking's Universe'.

Pada 2014, sebuah film berdasarkan kehidupan Hawking dirilis. Berjudul 'The Theory of Everything', film tersebut mendapat pujian dari Hawking, yang mengatakan film itu membuatnya merenungkan hidupnya sendiri.

"Meskipun saya sangat cacat, saya berhasil dalam karya ilmiah saya," tulis Hawking di Facebook pada November 2014.

"Saya bepergian jauh dan pernah ke Antartika hingga Pulau Paskah, turun dengan kapal selam dan naik penerbangan tanpa gravitasi. Suatu hari, saya berharap bisa pergi ke luar angkasa," tuturnya.

Pernyataan kontroversial di halaman berikutnya...

Deret Pernyataan Kontroversial

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER