6 Teori Unik Hawking yang Belum Terbukti Nyata

CNN Indonesia
Kamis, 16 Mar 2023 07:07 WIB
Kosmolog Stephen Hawking merilis berbagai teori ilmiah yang sejauh ini belum terbukti nyata, termasuk soal multiverse dan Tuhan.
Fisikawan Stephen Hawking menelurkan berbagai hipotesis ilmiah yang belum terbukti nyata. (AFP PHOTO / Anthony WALLACE)
Jakarta, CNN Indonesia --

Stephen Hawking, fisikawan paling brilian di zamannya, sempat merilis beberapa teori yang sejauh ini belum terbukti secara ilmiah. Simak rinciannya di sini.

Tak cuma jenius fisika di ruang kelas. Ia, yang meninggal di usia 76 tahun 14 Maret 2018, merupakan seorang penulis populer yang pandai menyampaikan kerumitan mekanisme semesta secara sederhana kepada publik.

Buku pertamanya, 'A Brief History of Time', yang pertama kali diterbitkan pada 1988, menjadi bestseller internasional dan sukses memaparkan tentang kelahiran dan kematian alam semesta kepada orang awam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hawking kemudian menulis buku nonfiksi lain yang ditujukan untuk non-ilmuwan. Ini termasuk 'A Briefer History of Time', 'The Universe in a Nutshell', 'The Grand Design', dan 'On the Shoulders of Giants'.

Di saat yang sama, dia mengidap penyakit neuron motorik, yang lebih dikenal sebagai penyakit Lou Gehrig atau amyotrophic lateral sclerosis (ALS), yang membuatnya lumpuh.

"Meskipun saya sangat cacat, saya berhasil dalam karya ilmiah saya," tulis Hawking di Facebook pada November 2014.

Meski sejumlah buah pikirannya yang melampaui zamannya sukses dibuktikan secara ilmiah, seperti Ledakan Besar atau Big Bang dan Lubang Hitam, beberapa pernyataannya masih butuh perjalanan panjang menuju pembuktian.

Berikut daftar pernyataan ilmiahnya yang belum terbukti benar:

Pencipta

Salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan dalam penciptaan semesta adalah "apa yang terjadi sebelum Big Bang?"

Hawking memandang pertanyaan itu tidak ada artinya. Menurut dia, waktu itu sendiri - serta alam semesta dan segala isinya - dimulai saat Big Bang.

"Bagi saya, ini berarti tidak ada kemungkinan adanya pencipta," katanya, dikutip dari LiveScience, "karena tidak ada waktu bagi Pencipta untuk ada."

Hawking, yang mengaku sebagai ateis, kerap menyatakan itu dalam banyak kesempatan sepanjang hidupnya. Teorinya ini hampir pasti termasuk dalam kategori "tidak akan pernah terselesaikan dengan satu atau lain cara".

Fisikawan lain menilai, dalam konteks Tuhan sebelum Big Bang, tak terbukti ada secara [teori] ilmiah bukan berarti tak ada.

Lubang hitam purba

Lubang hitam tercipta dari keruntuhan gravitasi materi yang sudah ada sebelumnya seperti bintang. Tapi mungkin juga ada yang tercipta secara spontan di awal alam semesta, segera setelah Big Bang.

Hawking adalah orang pertama yang mengeksplorasi teori di balik lubang hitam purba secara mendalam. Ternyata mereka bisa memiliki massa apa pun, dari yang sangat ringan hingga yang sangat berat.

Satu kemungkinan menarik yang dipertimbangkan oleh Hawking adalah lubang hitam primordial mungkin merupakan materi gelap misterius yang diyakini para astronom menembus alam semesta.

Namun, bukti pengamatan saat ini menunjukkan hal ini tidak mungkin terjadi. Namun saat ini belum ada alat observasi untuk mendeteksi lubang hitam primordial atau untuk mengatakan apakah mereka membuat materi gelap.

Paradoks informasi

Lubang Hitam mendapatkan nama tersebut karena terdapat gravitasi yang sangat kuat sehingga foton atau partikel cahaya pun tidak dapat lari darinya.

Dengan menerapkan teori kuantum, khususnya gagasan pasangan "foton virtual", Hawking menyadari beberapa foton ini akan tampak terpancar dari lubang hitam.

Metode yang disebut sebagai radiasi Hawking itu dikonfirmasi dalam percobaan laboratorium di Institut Teknologi Technion-Israel.

Hawking kemudian bergelut dengan pertanyaan soal apa yang terjadi dengan materi yang dihisap Lubang Hitam. Radiasi yang keluar dari 'kuburan antariksa' itu tidak memberi tahu kita tentang isinya.

Inilah yang disebut paradoks informasi yang telah coba dipecahkan oleh para ilmuwan selama beberapa dekade.

Pandangan Hawking sendiri tentang misteri tersebut diterbitkan pada 2016. Ia mengatakan benda yang dihisap tidak benar-benar hilang.

Ini disimpan dalam awan partikel berenergi nol yang mengelilingi lubang hitam, yang dia juluki "rambut lembut". Namun, hingga saat ini tak satu pun pakar yang sukses membuktikannya.

Multiverse

Teori multimesta (multiverse) berisi gagasan bahwa alam semesta kita, yang berawal dari Big Bang, hanyalah salah satu dari 'gelembung' alam semesta yang hidup berdampingan dalam jumlah tak terbatas.

Dalam makalah terakhirnya di 2018, Hawking berusaha untuk "mencoba menjinakkan multiverse". Dia mengusulkan kerangka matematika baru yang tidak membuang potensi keberadaan multiverse sama sekali, namun menjadikannya terbatas, bukan tak terbatas seperti sebelumnya.

Seperti spekulasi apa pun tentang alam semesta paralel, belum diketahui apakah teori itu benar, dan tampaknya tidak mungkin para ilmuwan dapat menguji idenya dalam waktu dekat.

Teori ini baru menjadi 'nyata' dalam konteks sinematografi. Contohnya, Everything Everywhere All at Once dan Semesta Sinematik Marvel.

Cara kiamat

Di tahun-tahun terakhir hidupnya, Hawking membuat serangkaian ramalan suram tentang masa depan umat manusia yang kemungkinan dicetuskan dengan serius.

Hal ini berawal dari saran boson Higgs yang sulit dipahami, atau 'partikel Tuhan' dapat memicu gelembung vakum yang akan melahap alam semesta hingga invasi alien dan pengambilalihan kecerdasan buatan (AI).

Meski beberapa hal sudah memberi gejala, seperti AI yang kian canggih, hal lainnya masih jauh dari nyata. Alien, misalnya, yang tak juga terdeteksi meski dalam tingkat sinyal.

Perjalanan waktu

Hukum fisika memang tidak melarang perjalanan waktu. Solusi untuk persamaan relativitas umum Einstein mencakup "kurva mirip waktu tertutup", yang secara efektif akan memungkinkan Anda melakukan perjalanan kembali ke masa lalu.

Hawking terganggu dengan hal ini, karena dia merasa bahwa perjalanan mundur dalam waktu menimbulkan paradoks logis yang seharusnya tidak mungkin dilakukan.

Jadi dia menyarankan bahwa beberapa hukum fisika yang saat ini tidak diketahui mencegah terjadinya kurva mirip waktu yang tertutup - yang disebutnya "dugaan perlindungan kronologi" (Chronology Protection Conjecture).

Namun, "dugaan" hanyalah bahasa ilmiah untuk "menebak", dan kita benar-benar tidak tahu apakah perjalanan waktu itu mungkin atau tidak.

[Gambas:Video CNN]

(arh/can/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER