
Asteroid 16 Meter Lintasi Bumi Lebih Dekat dari Bulan Hari ini

Asteroid yang dinamai 2023 EY melintasi Bumi dan akan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi pada Jumat (17/3) sore. Jarak minimalnya ini bahkan lampaui kedekatan Bumi-Bulan!
Dikutip dari situs Jet Propulsion Laboratory Lembaga Penerbangan dan Antariksa AS (NASA), asteroid ini memiliki ukuran sekitar 16 meter.
Jarak terdekat asteroid dan Bumi diperkirakan terjadi pada Jumat (17/3) pukul 11.35 UTC (18.35 WIB).
NASA menyebut jarak yang paling berpotensi tercapai antara kedua objek saat itu adalah 239.539 km, dengan jarak minimumnya 239,314 km dan jarak maksimalnya 239.763 km. Saat titik terdekat itu tercapai, asteroid akan memiliki kecepatan relatif terhadap Bumi 8,12 km/detik.
Menurut astronom Gianluca Masi dari Virtual Telescope Project, jarak terdekatnya dengan Bumi itu sekitar 62 persen dari jarak rata-rata Bumi-Bulan.
Meski jarak ini sangat dekat secara astronomis, pakar menyebut tidak ada kemungkinan 2023 EY berdampak pada planet kita berdasarkan lintasannya saat ini.
Namun, dikutip dari Space, ada asteroid lain yang disebut berpeluang 1 banding 600 untuk menabrak planet ini pada 2046.
Lihat Juga :101 SCIENCE Seperti Apa Kiamat? |
Asteroid 2023 EY itu sendiri ditemukan oleh Sistem Peringatan Terakhir Dampak Terestrial Asteroid (ATLAS) pada 13 Maret dan diumumkan keesokan harinya. Saat itu, pakar memperkirakan diameternya diperkirakan berkisar antara 13 - 29 meter.
ATLAS, yang didanai NASA dan dioperasikan oleh Universitas Hawaii, merupakan pemantau pertama yang dapat memindai seluruh langit setiap 24 jam. Hal ini memungkinkan para astronom membuat katalog yang lebih baik dan mengidentifikasi objek dekat Bumi seperti asteroid.
Pemantauannya dilakukan dari empat teleskop, dua di Hawaii dan lainnya di Afrika Selatan dan Chile, yang masing-masing mampu mensurvei area langit 100 kali lebih besar dari Bulan Purnama.
Proyek itu sejauh ini sudah menemukan lebih dari 700 asteroid dekat Bumi, tidak ada yang mengancam planet ini.
"Kami belum menemukan ancaman dampak asteroid yang signifikan terhadap Bumi, tetapi kami terus mencari populasi yang cukup besar yang kami tahu masih dapat ditemukan," Lindley Johnson dari NASA, petugas pertahanan planet di kantor pusat ATLAS.
"Tujuan kami adalah menemukan dampak yang mungkin terjadi bertahun-tahun hingga puluhan tahun sebelumnya sehingga dapat dibelokkan dengan kemampuan menggunakan teknologi yang sudah kami miliki, seperti DART," lanjutnya, merujuk pada misi antariksa penghantam asteroid yang sukses.
(tim/arh)