Google Doodle Rayakan HUT Sapardi Djoko Damono dengan Tetesan Hujan

CNN Indonesia
Senin, 20 Mar 2023 10:21 WIB
Google Doodle memperingati HUT ke-83 sastrawan besar RI Sapardi Djoko Damono hari ini.
Google Doodle peringati ulang tahun mendiang Sapardi Djoko Damono. (CNN Indonesia/Safir Makki) (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Google Doodle merayakan hari ulang tahun ke-83 sastrawan Sapardi Djoko Damono. Apa bentuk grafisnya?

Berdasarkan pantauan di situsnya, Google Doodle memeriahkan hari lahir sang penyair dengan memajang gambar kartun sosok Sapardi yang dengan setelan khasnya; kacamata bulat, topi pet, dan jas atau jaket yang tak diikatkan.

Tak ketinggalan, Doodle menampilkan tetasan air hujan di tengah hutan. Karakter Sapardi itu membawa payung besar berwarna krem. Latar yang lekat dengan salah satu karyanya, 'Hujan Bulan Juni'.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Doodle hari ini memperingati hari lahir Sapardi Djoko Damono, penyair yang merevolusi puisi liris di Indonesia," demikian dikutip dari situs Google.

Sapardi lahir pada 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah. Masa kecilnya banyak dihabiskan di perpustakaan untuk melahap buku. Dia mulai menulis puisi saat bersekolah di SMA Surakarta.

Setelah mendapatkan gelar bahasa Inggris dari Universitas Gajah Mada, Sapardi belajar sastra Indonesia di sekolah pascasarjana. Saat bekerja sebagai penyiar radio dan asisten teater selama ini, dia mulai menganggap puisinya lebih serius.

Pada 1969, Sapardi merilis kumpulan puisi pertamanya, dukaMu abadi. Pada saat sebagian besar penyair Indonesia berfokus pada refleksi dan gagasan masyarakat, debut terobosan Damano mencerminkan kondisi manusia. Buku itu menuai sukses.

"Karena kesuksesan buku tersebut, Damano diangkat sebagai guru besar sastra di Universitas Indonesia," menurut penuturan Google.

Sapardi menulis tiga kumpulan puisi lagi dengan gayanya yang lugas dan introspektif sebelum ia menerima Penghargaan Penulisan Puisi Asia Tenggara yang disponsori ASEAN pada 1986.

Suami dari Wardiningsih itu kemudian mendirikan Perhimpunan Cendekiawan Sastra Indonesia untuk mempromosikan bentuk seni di seluruh negeri. Ia menjabat sebagai ketua untuk tiga periode berturut-turut.

Dia juga menerjemahkan karya sastra dari seluruh dunia ke dalam bahasa Indonesia, dengan salah satu terjemahannya yang paling terkenal adalah 'The Old Man and the Sea' karya Ernest Hemingway.

Pada 1994, Sapardi menerbitkan salah satu karya monumentalnya, 'Hujan Bulan Juni', kumpulan beberapa puisi terbaiknya. Karya ini menginspirasi beberapa musisi untuk membuat komposisi dengan tema serupa.

Pria yang pernah menjabat dekan Fakultas Sastra Universitas Indonesia (1995-1999) itu juga sempat mendapatkan penghargaan bergengsi termasuk Achmad Bakrie Award untuk Sastra pada 2003 dan Penghargaan Akademi Jakarta pada 2012.

Seletah beberapa kali dirawat di rumah sakit akibat penurunan organ tubuh, Sapardi meninggal dunia di usia 80 tahun. Ia menghembuskan nafas terakhir di BSD, Tangerang Selatan, Minggu (19/7/2020) pukul 09.17 WIB.

Namun, karya-karyanya abadi; tetap dibaca, menjadi musikalisasi puisi, hingga menjadi film.

[Gambas:Video CNN]

(arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER