Dalam sesi pemanggilan itu, tak sedikit anggota Kongres AS yang menganggap Chew tidak menjawab pertanyaan secara memuaskan.
Perwakilan Demokrat dari California Rep. Tony Cárdenas juga menilai TikTok seolah menghindari pertanyaan dan membandingkannya dengan CEO Meta Mark Zuckerberg yang dinilai sama-sama membuat 'frustrasi'.
"Anda telah menjadi salah satu dari sedikit orang yang menyatukan komite ini," kata Cárdenas kepada Chew. "Anda sangat mengingatkan saya pada Mark Zuckerberg," kata Cárdenas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan Anda melakukan hal yang sama hari ini. Banyak jawaban Anda yang agak kabur, itu bukan ya atau tidak," imbuhnya.
Dalam kasus yang serupa, Zuckerberg pernah bersaksi di depan komite yang sama selama berjam-jam pada tahun 2018 setelah skandal data Cambridge Analytica.
Di sisi lain, TikTok mengatakan Kongres tidak tertarik mendengarkan jawaban Chew. Padahal Chew sudah mempersiapkan sekitar sepekan untuk duduk di 'kursi panas' dan menyiapkan presentasi sekaligus jawaban-jawaban yang memungkinkan akan ditanyakan para parlemen AS itu.
"Chew datang dengan persiapan untuk menjawab pertanyaan dari Kongres," kata juru bicara TikTok Brooke Oberwetter kepada CNN dalam sebuah pernyataan setelah sidang selesai.
Di sisi lain, Chew sendiri juga menilai kekhawatiran soal pemberian data dari TikTok ke pemerintah China masih berupa 'hipotesis'. Menurut Chew, ia belum menemukan bukti konkrit tudingan tersebut.
"Saya pikir banyak risiko yang ditunjukkan adalah risiko hipotetis dan teoretis," kata Chew. "Saya belum melihat bukti apapun. Saya sangat menantikan diskusi di mana kita dapat berbicara tentang bukti dan kemudian kita dapat mengatasi kekhawatiran yang diangkat," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken menegaskan, TikTok harus 'diakhiri dengan satu atau lain cara.'
Bukan hanya Blinken, seorang diplomat tinggi AS meyakini tikTok merupakan ancaman nasional AS kendati tak langsung mengatakan aplikasi tersebut dilarang. "Jelas, kami, pemerintah dan lainnya menghadapi tantangan yang ditimbulkannya dan mengambil tindakan untuk mengatasinya," katanya.
Dalam pernyataan terpisah pada hari Kamis, kendati tidak membahas atau menyebut nama TikTok secara khusus, Departemen Keuangan AS-badan yang mengepalai Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS) - memperingatkan bahwa ada transaksi yang berisiko terhadap keamanan data.
"Secara umum, beberapa transaksi dapat menghadirkan risiko keamanan data, termasuk memberi orang atau pemerintah asing akses ke kumpulan data pribadi sensitif orang Amerika serta akses ke kekayaan intelektual, kode sumber, atau informasi sensitif lainnya," kata Juru Bicara Departemen.
(lth)