Siklon Tropis Herman Bisa Buat Jawa Hujan Deras, Cek Cara Kerjanya

CNN Indonesia
Kamis, 30 Mar 2023 08:53 WIB
Ilustrasi. Hujan lebat diprediksi terjadi di sebagian Sumatera-Jawa hari ini. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Jakarta, CNN Indonesia --

Siklon Tropis Herman diprediksi membuat sebagian Sumatera dan Jawa dilanda hujan sedang hingga lebat hari ini. Bagaimana mekanismenya?

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan Siklon Tropis Herman terpantau di Samudera Hindia sebelah selatan Banten tepatnya di sekitar 14º Lintang Selatan dan 102,2º Bujur Timur.

Kecepatan angin maksimum mencapai 45 knot dan tekanan udara minimum 994 mb, bergerak ke arah timur-tenggara.

"Prediksi: intensitas Siklon Tropis Herman meningkat dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah tenggara menjauhi wilayah Indonesia," dikutip dari akun Twitter BMKG, Rabu (29/3).

BMKG pun mengungkap sejumlah efeknya. Pertama, hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang di Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta.

Kedua, angin kencang mencapai 25 knot yang melanda pesisir barat Lampung dan pesisir bagian selatan Banten.

Ketiga, gelombang laut dengan tinggi 1,25 - 2,5 meter di Teluk Lampung dan Perairan Bengkulu.

Ada pula gelombang laut tinggi 2,5 - 4 meter di sejumlah wilayah perairan. Yakni, perairan barat Kepulauan Mentawai, perairan barat Pulau Enggano, Perairan Barat Lampung, Samudera Hindia barat Kepulauan Mentawai hingga Lampung.

Selain itu, Teluk Lampung bagian selatan, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten hingga Jawa Barat, Samudera Hindia selatan Banten hingga Jabar.

Senada, Peneliti Klimatologi pada Pusat Riset Iklim dan Atmosfer di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengungkapkan efek Siklon Tropis Herman ini akan terjadi dalam area yang luas dalam 24 jam. 

"Potensi hujan deras dan angin kencang efek Herman pada hari ini (30/03) selama 24 jam, akan lebih banyak terjadi Sumatra bagian selatan dan Jawa bagian barat secara meluas (large areas). Kemungkinan MCC akan lama bertahan di atas sektor Sumsel-Jabar (Jabodetabek)," kicaunya via akun Twitter.

Menurutnya, Siklon Tropis Herman ini merupakan perkembangan dari vorteks atau badai di sekitar Sumatera.  

"Yang tempo hari tumbuh dari meso-vorteks gamma di dekat Sumatra, tercapture oleh #SADEWA_BRIN kini sudah meraksasa menjadi Siklon Tropis Herman. Tak sampai 24 jam dari ditetapkan tadi pagi sebagai 96S. Melihat ukurannya, kemungkinan berpotensi menjadi super-siklon."

Cara bikin hujan deras

Erma menjelaskan Siklon Tropis Herman bisa menghasilkan banyak curah hujan karena memproduksi klaster awan badai.

"Bagaimana caranya meningkatkan hujan? Herman memproduksi banyak MCC, ini adalah jenis klaster awan badai. Nah MCC-MCC tersebut ditransfer menuju wilayah Sumatra dan Jawa," urainya.

"Dengan demikian, hujan deras, angin, kencang, es, dll akan turun seiring MCC ini masuk ke darat."

Dikutip dari sebuah jurnal meteorologi di Universitas Tanjungpura, MCC merupakan kependekan dari Mesoscale Convective Complex yang merupakan sistem konveksi awan skala-meso yang dicirikan oleh bentuk pola besar, berdurasi panjang, dan semi-melingkar.

MCC disebut dapat mengakibatkan hujan lebat dan berdurasi panjang serta dapat mengakibatkan banjir.

Fenomena ini dideteksi menggunakan citra satelit kanal inframerah dengan algoritma yang dibangun berdasarkan karakteristik dari MCC berupa tutupan awan, eksentrisitas, serta durasi keberadaan awan.

Erma melanjutkan MCC ini memberi efek berupa hujan yang turun tiba-tiba dengan angin kencang.

"Inilah yang harus diwaspadai. Hujan-hujan yg diturunkan dari MCC. Ini juga yg menyebabkan hujan menjadi bersifat sporadis. Turun tiba-tiba langsung deras, angin kencang, dll. Sementara masyarakat tidak waspada karena tidak tahu," ungkapnya.

Sebelumnya, para pakar memperingatkan soal cuaca ekstrem akibat pemanasan global yang bisa memicu hujan lebih deras dan kemarau yang lebih kering.

Hal itu terutama disebabkan oleh kerusakan lingkungan akibat ulah manusia, seperti penggunaan BBM berlebih dan gas perusak lapisan atmosfer.

(tim/arh)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK