Meski Siklon Tropis Herman, yang sempat diprediksi memicu hujan deras dan angin kencang di Jawa, Sumatera, hingga Kalimantan, sudah melemah di Australia, potensi cuaca ekstrem diklaim tetap ada.
Burau of Meteorology (BOM) Australia, dalam update-nya pada Minggu (2/4) pukul 02.29 AWST (01.29 WIB), mengungkapkan "Siklon Tropis Herman Berat (Severe Tropical Cyclone Herman) kategori 3, terus melemah di lepas pantai barat laut pantai WA (Australia Barat)."
Lembaga sejenis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)-nya Australia itu juga menyebut tak ada zona peringatan (warning zone), zona jaga-jaga (watch zone), maupun zona pembatalan (cancelled zone) terkait siklon ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini, BOM menyebut intensitas Siklon Tropis Herman masih kategori 3 dengan angin berkelanjutan dekat pusat (sustained winds near the centre) 120 kilometer per jam serta hembusan angin hingga 165 kilometer per jam.
Lokasinya ada pada jarak 30 kilometer dari 19,9º Selatan, 107,0º Timur, 770 kilometer barat laut Exmouth dan 1.060 kilometer selatan Pulau Christmas.
"Pergerakan: selatan dengan kecepatan 6 kilometer per jam," lanjut BOM.
Lembaga itu menyebut Siklon Tropis Parah Herman "bergerak lambat jauh di lepas pantai dari daratan Australia karena terus melemah. Pelemahan diperkirakan akan menjadi lebih cepat saat berbelok ke barat dan menjauh dari pantai sepanjang hari ini."
Senada, BMKG, dalam pembaruan datanya per Sabtu (1/4) pukul 07.00 WIB, menyebut kekuatan badai tersebut menurun dan menjauhi wilayah RI.
"Diperkirakan intensitas Siklon Tropis Herman menurun dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah selatan tenggara menjauhi wilayah Indonesia."
Namun demikian, efeknya diprediksi masih hadir di beberapa wilayah.
Yakni, hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang di Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur.
Selain itu, gelombang laut 1,24 - 2,5 meter di Perairan Pulau Enggano - Bengkulu, Samudera Hindia barat Mentawai hingga Bengkulu, perairan selatan Bali
Ada pula gelombang setinggi 2,5 - 4 meter di perairan barat Lampung, Samudera Hindi barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Pulau Jawa, Samudera Hindia selatan Jawa hingga Bali.
Peneliti klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional Erma Yulihastin menyebut RI masih harus mewaspadai potensi badai lainnya di saat Herman melemah.
"Badai pasti berlalu. Tapi jangan lupa, setelah badai berlalu, akan ada badai lain lagi yang siap terbentuk," kicaunya di Twitter, "Apakah artinya cuaca Indonesia telah kembali normal? Belum."
Pasalnya, kata dia, Siklon Tropis Herman berhasil memodifikasi cuaca dengan cara mengaktivasi awan dan hujan di Indonesia. Walhasil, sistem hujan di Indonesia dapat meregulasi dirinya sendiri sehingga hujan terus berlanjut.
Kedua, masih ada vorteks kembar yang dideteksi muncul di Laut Banda beberapa hari lalu yang sempat melemah akibat Herman.
"Kini si duo-vorteks ini kembali mendapat suplai energi dari penguatan angin baratan menuju ke Laut Banda sehingga terbentuk kembali dengan lokasi yang bergeser ke timur yaitu: di utara Sulawesi dan di Laut Jawa sebelah utara Jatim-Lombok-Bali-NTB-NTT," tukas Erma.
Efek dua vorteks ini adalah hujan deras dan angin kencang di Jatim, Kalimantan, Sulawesi. Sementara, Sumatra, Jabar, Jateng, terkena imbas penguatan angin baratan yang ditarik ke arah timur karena pertumbuhan dua vorteks tersebut.
"Jika support angin baratan dan uap air masih berlimpah, maka hujan masih akan berlanjut hingga dasarian pertama April," tandasnya.
(tim/arh)