Siklon Tropis Herman Sudah Hilang, Cuaca Minggu ini Cerah?
Siklon Tropis Herman, yang sebelumnya digadang-gadang membawa hujan lebat hingga gelombang tinggi di Sumatera, Jawa, hingga Kalimantan, sudah menghilang. Apa itu gejala cuaca pekan ini cerah melulu?
Berdasarkan laman sistem peringatan siklon tropis per Senin (3/4) pukul 12.59 WIB, Bureau of Meteorology (BoM) Australia tak mendeteksi lagi Siklon Tropis Herman.
"No Current Cyclones," demikian keterangan BoM.
Sebelumnya, Siklon Tropis Herman sempat terdeteksi diu wilayah RI, Rabu (29/3), dan memicu hujan deras hingga gelombang tinggi terutama di sekitar Sumatera dan Jawa.
Siklon tersebut kemudian bergerak ke arah tenggara menuju wilayah Australia. Per Senin (3/4) pukul 03.29 WIB, BoM mengungkap Siklon Tropis Herman sudah berubah menjadi Eks-Siklon Tropis Herman dengan kategori lemah (Low) sebelum kemudian raib.
Tak berarti cerah
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dalam Prospek Cuaca Seminggu ke Depan periode 30 Maret-6 April 2023, mengungkap masih ada potensi hujan lebat dan angin kencang di berbagai daerah.
Pasalnya, hujan tak cuma dipicu oleh Siklon Tropis Herman.
"Lemahnya faktor cuaca global dan regional di sebagian besar wilayah Indonesia menyebabkan kondisi cuaca lokal sangat mempengaruhi cuaca dalam sepekan ke depan."
Pertama, masih ada fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) pada kuadran 3 (Indian Ocean) dengan kondisi cukup signifikan dan diprediksi masih akan aktif hingga sepekan ke depan.
Kedua, gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial diprakirakan aktif dalam sepekan ke depan di wilayah Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Utara, Laut Banda, dan Papua.
Ketiga, gelombang Kelvin diprakirakan aktif di wilayah Aceh, Sumatera Barat, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Kep. Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.
"Sehingga dalam beberapa waktu ke depan, keduanya (Rossby dan Kelvin) mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia," tulis BMKG.
Alhasil, BMKG pun mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll) dan dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin dalam satu minggu ke depan.
Berikut rincian wilayah dan periodenya:
4 - 6 April 2023: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kep. Riau, SumateraSelatan, Kep. Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah.
Selain itu, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, SulawesiTengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Vorteks
Peneliti Klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin menyebut duo vorteks atau pusaran badai yang sebelumnya terdeteksi di Laut Banda juga semakin bergeser ke arah timur.
"Update Vorteks: semakin bergeser ke timur: utara Halmahera dan Laut Arafura. Selain konveksi yg sudah menunjukkan geser dari selatan ke utara (normal bulan April), kedua Vorteks juga berpotensi menggeser konveksi dari barat ke timur Indonesia," kicaunya di Twitter.
"Meskipun demikian, potensi hujan turun di Lampung, Jabar, Jateng, dan Jatim pada hari ini masih tinggi mengulang pola hujan harian dari siang hingga malam hari. Khusus utk Banten, kembali berpotensi angin kencang dari Selat Sunda," tandas dia.
Sebelumnya, peneliti meteorologi BMKG Deni Septiadi memprediksi Siklon Tropis Herman bisa bertahan hingga Rabu (5/4).
"Kalau berbagai pemodelan dia (Siklon Tropis Herman) bisa sampai hari Rabu (5/4), dia baru drop [kecepatannya] di sekitar 30 kilometer per jam. Siklon memang lama bertahanya bisa sampai seminggu," ungkap dia, Jumat (31/4).
Para ilmuwan sepakat bahwa berbagai fenomena cuaca ekstrem yang makin sering ini terkait dengan Bumi yang makin panas alias pemanasan global. Itu dipicu oleh perusakan lingkungan, terutama penggunaan BBM dan gas perusak atmosfer.
(tim/arh)