Yang terbaru adalah Siklon Tropis Ilsa di sebelah selatan RI dekat benua Australia. Siklon ini merupakan pertumbuhan dari Bibit Siklon Tropis 98S yang sempat menyerempet wilayah RI pekan lalu.
Bureau of Meteorology (BoM) Australia mengategorikannya sebagai Siklon Tropis Parah atau Severe Tropical Cyclone.
"Siklon Tropis Ilsa yang parah, kini kategori 4, diperkirakan akan melintasi pantai antara Port Hedland dan Bidyadanga Kamis malam atau Jumat pagi," dikutip dari situs BoM.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BMKG menyebut siklon ini, meski tak lagi menyentuh wilayah RI, dapat memberikan dampak berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Selain itu, gelombang tinggi 1,25 - 2,5 meter di Selat Sumba, Laut Sawu, Perairan Kupang - Pulau Rote, Perairan P. Sabu, Perairan selatan Flores, Selat Ombai, Perairan Kep. Selayar - Sabalana, Laut Flores, Laut Arafuru bagian barat.
Ada pula gelombang dengan ketinggian 2,5 - 4 meter di perairan selatan Jawa, Perairan selatan Bali - Lombok - Sumbawa, Selat Bali - Lombok - Alas bagian selatan, Samudra Hindia selatan Jawa - Bali - NTB - NTT.
Selain itu, masih ada Bibit Siklon Tropis 90W di Samudera Pasifik sebelah utara Papua.
Lihat Juga : |
BMKG menyebut sistem ini membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang di Maluku Utara dan Papua Barat.
Daerah konvergensi serta daerah pertemuan angin (konfluensi) juga terpantau di wilayah Aceh, Sumut, Riau, Kepulauan Riau, Sumbar, Sumsel, Bali, NTB, NTT, Kaltim, Kaltara, Kalsel, Sulbar, SUlteng, Sulsel, Sultra, Maluku, Malut, Papua Barat, Papua.
"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar bibit siklon tropis/sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah low level jet/konvergensi/konfluensi tersebut," kata BMKG.
Dikutip dari Prakiraan Cuaca Mingguan, BMKG mengeluarkan peringaran dini cuaca ekstrem di beberapa daerah.
"Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll) dan dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin dalam satu minggu kedepan di wilayah."
Untuk periode Kamis (13/4) hingga Jumat (14/4), daerah-daerahnya antara lain Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur.
Selain itu, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Apa pemicunya?
BMKG menyebut faktor-faktor yang memengaruhi cuaca di tingkat global dan regional terbilang lemah sehingga "menyebabkan kondisi cuaca lokal sangat mempengaruhi cuaca dalam sepekan ke depan."
Faktor skala global yang tak signifikan itu contohnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO). Sementara, faktor yang masih aktif adalah Rossby Ekuator, gelombang Kelvin, terutama di wilayah Sumatera bagian selatan.
Tak ketinggalan, ada faktor siklon tropis.
"Sehingga, faktor-faktor tersebut mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia," tandas BMKG.
(tim/arh)