Daftar Penipuan via WhatsApp dan Telegram: apk Hingga Like & Subscribe

CNN Indonesia
Senin, 22 Mei 2023 06:44 WIB
Penipuan makin rumit dengan memanipulasi psikologi korban memanfaatkan aplikasi pesan singkat. Simak daftar modusnya agar Anda lebih waspada.
Modus apk bekerja dengan memanfaatkan rasa penasaran calon korban. (Astari Kusumawardhani)

Modus mencatut MyTelkomsel

Penjahat siber beralih modus dengan mengatasanamakan MyTelkomsel, aplikasi milik operator seluler Telkomsel, untuk membuat pelanggan mengklik file apk.

Modusnya calon korban diminta mengakses dan kemudian mengunduh file apk yang dikirimkan via pesan singkat.

Setelah proses instalasi selesai, calon korban akan diminta memberikan izin akses ke beberapa aplikasi termasuk foto, video, SMS, dan akses akun layanan perbankan digital atau fintech.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika akses sudah diberikan ke pelaku, maka sangat mungkin bagi pelaku kejahatan memiliki kontrol terhadap gawai korban serta mengetahui seluruh informasi rahasia seperti PIN, password, dan kode OTP.

"Jangan segera percaya jika ada penawaran hadiah secara langsung, serta tidak memberikan informasi data pribadi maupun data layanan jasa keuangan seperti perbankan yang bersifat rahasia," ujar Saki Hamsat Bramono, Vice President Corporate Communications Telkomsel dalam sebuah keterangan pada Jumat (24/3).

Telkomsel sendiri memastikan pihaknya tidak pernah meminta kode verifikasi dalam bentuk apa pun, termasuk mengirimkan permintaan kepada pelanggan untuk mengunduh file apk.

Modus apk seolah pdf

Modus penipuan apk berganti muka jadi file pdf via pembelian barang di online shop. Caranya sederhana; menulis ulang format .apk menjadi .Pdf. Tujuannya demi menutupi ke-apk-an file tersebut.

Akun Twitter @txtdarionlshop membagikan tangkapan layar para pembeli yang seolah ingin membeli barang dari luar toko daring dalam jumlah banyak. Mereka juga meminta nomor WhatsApp penjual.

Masalahnya, isi chat dari nomor-nomor itu hampir sama. Lewat WhatsApp, penipu juga memberikan file yang diklaim daftar orderan demi memancing penjual membukanya. Formatnya datanya adalah .Pdf.

Sementara, file dalam bentuk pdf yang biasanya disebar di kolom chat perpesanan berwarna merah dan tidak diawali dengan huruf kapital (.pdf).

Sedangkan, file yang disebar kepada para korban terlihat seakan diubah nama file 'List order.Pdf' dan tidak berwarna merah.

"Ini list order saya kak, tolong dicek dan langsung ditotalkan ya kak," kata pengirim pesan.

Like dan subscribe

Di luar modus apk, penipuan online terkini muncul lewat tawaran kerja daring dengan tugas memberi like dan subscribe atau follow akun tertentu.

Pakar keamanan siber sekaligus pendiri Ethical Hacker Indonesia Teguh Aprianto menjelaskan korban awalnya akan menerima imbalan agar tergoda.

"Ini modus penipuan baru. Setelah melakukan tugas yang mereka berikan, nanti benar kamu akan ditransfer. Tapi itu cuma untuk memancing calon korbannya. Setelah ditransfer mereka akan memasukkan kamu ke group telegram & diminta untuk deposit dengan iming-iming bonus," kicau dia di Twitter, Senin (8/5).

Salah satu korban, Syifa Giarsah (29), menceritakan mulanya dia diundang ke grup Telegram dari seseorang yang mengaku berasal dari accurate creative, perusahaan media partner iklan dan pemasaran.

Perusahaan menjelaskan korban bisa mendapat uang dengan melakukan tugas seperti like dan subscribe channel YouTube mitra dari perusahaan itu.

Setiap selesai tugas denga target tertentu, peserta ditawarkan dengan tugas baru dengan imbalan lebih tinggi. Pada titik tertentu, peserta bisa mendapat imbalan lebih namun dengan menyetor uang deposit.

Lantaran merasa tak enak dengan peserta lain, korban ikut. Reward memang kemudian diterima Syifa di rekeningnya.

Tugas like dan subscribe terbaru kembali diterima dengan imbalan lebih besar dan deposit lebih tinggi dalam tiga tahap, yakni Rp3,7 juta dan Rp14,7 juta, dan Rp30 juta.

Sebelum menyerahkan yang terakhir, pemilik akun akun @Giarsyahsyifa itu sadar dirinya telah ditipu oleh pekerjaan tanpa modal tersebut. Ia kemudian melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian.

Polisi pun mengaku tengah mencari keberadaan pelaku penipuan online ini.

"Untuk pelaku kami lakukan pelacakan," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Leonardus Harapantua Simarmata, Rabu (10/5).

(tim/arh)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER