Ahli Ungkap Selfie Tak Berarti 'Narsis', Ada Makna yang Lebih Besar

CNN Indonesia
Jumat, 26 Mei 2023 10:40 WIB
Studi mengungkap selfie tak selalu berarti tanda kesombongan atau narsistik. Simak penjelasan ahli soal maknanya.
Ilustrasi. Apakah selfie tanda narsistik? (istockphoto/Edwin Tan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Studi mengungkap selfie atau swafoto lebih menggambarkan pemaknaaan yang dalam dari suatu peristiwa ketimbang sekadar tanda kesombongan atau narsistik.

"Kami menemukan bahwa orang memiliki intuisi alami tentang perspektif mana yang harus diambil untuk menangkap apa yang mereka inginkan dari foto tersebut," kata Zachary Niese, penulis studi dari The Ohio State University.

Ahli psikologi di Ohio State sekaligus sekan penulis studi Lisa Libby mengatakan hasil studi yang diterbitkan dalam jurnal Social Psychological and Personality Science ini juga memberikan bantahan terhadap pandangan orang-orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahwa, mengunggah foto selfie di medsos-medsos seperti Instagram hanya untuk mempromosikan diri mereka sendiri.

"Foto-foto yang menampilkan diri Anda dapat mendokumentasikan makna yang lebih besar dari sebuah momen," katanya, dikutip dari ScienceDaily.

"Ini bukan menjadi bentuk kesombongan," imbuhnya.

Penelitian ini juga menunjukkan pengambilan gambar dari sudut pandang orang pertama ditujukan untuk mengabadikan pengalaman fisik.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa mengabadikan pengalaman fisik dari suatu peristiwa atau sebuah momen non-fisik bisa jadi merupakan dua motivasi penting untuk mengambil foto pribadi.

Sebagai contoh, seseorang yang sedang berada di pantai dengan seorang teman mungkin mengambil foto lautan untuk mengabadikan pengalaman fisik dari hari yang indah dan santai.

Atau, mereka bisa saja mengambil foto yang memuat diri mereka di dalamnya untuk menangkap makna yang lebih besar dari menghabiskan waktu dengan seorang teman.

Dalam enam penelitian yang melibatkan 2.113 peserta, para peneliti mengeksplorasi dampak perspektif dalam fotografi pribadi.

Dalam salah satu studi, para partisipan membaca sebuah skenario di mana mereka mungkin ingin mengambil foto, seperti menghabiskan hari di pantai dengan seorang teman dekat.

Mereka kemudian diminta untuk menilai seberapa penting pengalaman itu sendiri bagi mereka, dan seberapa penting makna yang lebih besar.

Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi peserta menilai makna acara tersebut bagi mereka, semakin besar kemungkinan mereka mengatakan bahwa mereka akan mengambil foto dengan diri mereka sendiri di dalamnya.

Penelitian lain menunjukkan kebenaran intuisi orang tentang apakah setiap perspektif lebih baik dalam menangkap pengalaman atau makna suatu peristiwa. Penelitian ini meminta orang untuk memeriksa foto yang mereka unggah ke akun Instagram mereka.

Para peserta membuka postingan terbaru mereka yang menampilkan foto mereka sendiri dan diberikan pertanyaan: "apa yang membuat Anda lebih memikirkan foto ini?" dengan pilihan jawaban "pengalaman fisik dari momen tersebut" atau "makna yang lebih besar dari momen tersebut."

Hasilnya menunjukkan jika foto tersebut menampilkan partisipan dalam pemotretan, mereka cenderung mengatakan bahwa foto tersebut membuat mereka memikirkan makna yang lebih besar dari momen tersebut.

Sementara, foto yang menampilkan bagaimana pemandangan tersebut terlihat dari perspektif visual mereka sendiri membuat mereka memikirkan pengalaman fisiknya.

Namun, terkadang orang tidak mengambil foto yang menangkap tujuan mereka, dan hasilnya adalah mereka tidak terlalu menyukai foto tersebut.

(lom/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER