Jawa Diperkirakan Alami Puncak Kekeringan Juli, Cek Sebabnya

CNN Indonesia
Jumat, 26 Mei 2023 09:33 WIB
Ilustrasi. Ahli memprediksi puncak kekeringan di Jawa. (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kekeringan diprediksi mulai melanda RI bagian selatan pada Juni dengan puncaknya di daerah Jawa pada Juli.

"Mulai Juni kekeringan akan mulai merambah selatan Indonesia dan berpotensi meluas pada Juli 2023 sehingga Juli dapat menjadi bulan paling kering terutama untuk Pulau Jawa," kicau Peneliti Klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin, di Twitter, Kamis (25/5).

Menurutnya, kekeringan itu terkait dengan kedatangan fenomena El Nino pada Juni.

"El Nino diprediksi mulai terjadi pada Juni dg dampak kering meluas pada Juli karena diikuti dengan potensi terjadinya IOD (Indian Ocean Dipole) positif," lanjut Erma.

El Nino merupakan fenomena pemanasan Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur. Kebalikannya adalah La Nina yang merupakan pendinginan berkelanjutan di area yang sama.

Siklus kedua fenomena itu dipantau lewat El Niño-Southern Oscillation (ENSO).

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofiska (BMKG), ENSO didefinisikan sebagai anomali pada suhu permukaan laut di Samudera Pasifik di pantai barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya.

Indikatornya tercantum dalam Indeks Nino 3.4.

Erma melanjutkan potensi kekeringan di tanah air itu mulai tampak karena dipicu beberapa faktor. Pertama, Siklon Tropis Mawar di utara Papua dekat Filipina yang telah menggeser pusat konveksi dari selatan ke utara ekuator.

Dikutip dari Meteorological Service Singapore (MSS), per Jumat (26/5) pukul 01.00 WIB, Siklon Tropis Mawar berada di utara Papua Nugini dengan kecepatan angin 110 knot atau 203.72 km/jam.

Kedua, lanjut Erma, kelembapan rendah yang berasosiasi pada atmosfer kering mulai tampak di selatan Indonesia dengan pengecualian wilayah timur tanah air.

Ketiga, kelembapan tinggi di timur Indonesia dekat Papua yang berasosiasi dengan fenomena South Pacific Convergence Zone (SPCZ)

"SPCZ berperan sebagai benteng terakhir yang melindungi Indonesia dari El Nino," kicau Erma.

"Jika SPCZ menghilang, maka El Nino dapat segera eksis dan dampak kering yang tercepat terjadi di wilayah timur karena dekat dengan Samudra Pasifik," tambah dia.

Sebelumnya, BMKG memprediksi musim kemarau tahun ini datang lebih cepat dan lebih kering akibat kedatangan fenomena El Nino lemah. Berikut rinciannya:

Prakiraan daerah musim kemarau 2023. (Arsip BMKG)
(arh/tim/arh)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK