Cerita 'Hujan Abadi' di Bogor, Antara Gunung dan Badai

CNN Indonesia
Selasa, 06 Jun 2023 09:38 WIB
Ilustrasi. Hujan diprediksi masih akan terus mengguyur Bogor meski ada El Nino. (Istockphoto/FeelPic)
Jakarta, CNN Indonesia --

Hujan yang merata sepanjang tahun meski ada fenomena El Nino menjadi salah satu alasan Bogor mendapat julukan 'Kota Hujan'. Apa penyebab air turun terus di wilayah ini?

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut El Nino, yang memicu penurunan curah hujan, punya peluang 80 persen muncul mulai Juni ini.

Namun, 16 persen atau 113 Zona Musim (ZOM) di Indonesia masuk zona satu musim. Artinya, daerah-daerah ini hanya mengenal hujan terus atau sebaliknya hampir tak pernah tersentuh gerimis.

Salah satu daerah yang hujan melulu itu adalah Bogor.

Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Klimatologi BMKG Urip Haryoko mengungkap wilayah-wilayah satu musim ini tetap punya variasi cuaca.

"Berdasarkan data hujan yang panjang (klimatologi 30 tahun) daerah satu musim adalah daerah yg mengalami periode hujan terus menerus sepanjang tahun, dan tdk berubah pada tahun-tahun berikutnya. Yang berubah hanya variasinya, tetapi hujannya tetap di atas 150 mm per bulan," tuturnya, dalam keterangan tertulis kepada CNNIndonesia.com, Senin (5/6).

"Batasan musim hujan adalah jika curah hujan satu bulan mencapai lebih besar dari 150 milimeter," imbuhnya.

Hal sebaliknya juga terjadi pada wilayah satu musim yang mengalami musim kemarau. Ketika sebuah wilayah memiliki curah hujan di bawah 60 milimeter per bulan, curah hujannya dapat bervariasi tetapi tetap tidak sampai 60 milimeter per bulan.

Menurutnya, sebuah wilayah bisa memiliki satu musim dikarenakan "karakteristik kondisi iklim khusus dan interaksi atmosfer-laut dengan bentang wilayah yang unik menjadi salah satu faktor wilayah tsb hanya mengalami satu musim dalam setahun."

Meski demikian, wilayah-wilayah tersebut bisa mengalami cuaca yang dialami musim lain.

"Betul. Misal Bogor, walaupun pada bulan juli yg sebagian besar wilayah Indonesia kemarau, tapi Bogor tetap hujan," tutur Urip.

Selain itu, kata dia, wilayah satu musim juga "masih tetap terdampak anomali iklim global seperti El Nino atau La Nina yang berdampak pada dinamika cuaca di wilayah tersebut."

Beberapa pemicu Bogor jadi wilayah satu musim adalah sebagai berikut:

Hujan orografik

Dikutip dari situs resmi Pemkot Bogor, Kota Bogor mempunyai rata-rata ketinggian minimum 190 meter dan maksimum 330 m dari permukaan laut.

Kondisi iklim di Kota Bogor suhu rata-rata tiap bulan 26' C dengan suhu terendah 21,8' C dengan suhu tertinggi 30,4' C. Kelembaban udara 70 persen. Curah hujan rata-rata setiap tahun sekitar 3.500 - 4000 mm dengan curah hujan terbesar pada bulan Desember dan Januari.

Menurut keterangan Pemprov Jabar, Bogor terletak pada kaki Gunung Salak dan Gunung Gede sehingga sangat kaya akan hujan orografi.

Angin laut dari Laut Jawa yang membawa banyak uap air masuk ke pedalaman dan naik secara mendadak di wilayah Bogor sehingga uap air langsung terkondensasi dan menjadi hujan.

"Hampir setiap hari turun hujan di kota ini dalam setahun (70%) sehingga dijuluki 'Kota Hujan'," demikian keterangan Pemprov.

Keunikan iklim lokal ini dimanfaatkan oleh para perencana kolonial Belanda untuk menjadikan Bogor sebagai pusat penelitian botani dan pertanian.

Penjelasan soal hujan orografik di halaman berikutnya...

Hujan Orografik Hingga Badai


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :