Mengenal Polling Twitter yang Dibanggakan Tifatul, Ilmiahkah?

CNN Indonesia
Jumat, 09 Jun 2023 19:00 WIB
Politikus PKS Tifatul Sembiring membanggakan hasil polling capres di Twitter sambil menyebutnya tanpa rekayasa. Simak cara kerja jajak pendapat di medsos ini.
Ilustrasi. Pilpres 2024 memunculkan beberapa nama kandidat presiden, termasuk Anies Baswedan. (REUTERS/WILLY KURNIAWAN)

Lalu apa bedanya dengan survei dengan metode yang ilmiah? Nur Indriantoro dan Supomo, dalam bukunya Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, mengungkap beberapa variabel penting dalam survei.

Pertama, populasi, yang merupakan jumlah keseluruhan dari analisis yang cirinya dapat diduga.

Kedua, sampel atau bagian yang dianggap mewakili keseluruhan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketiga, pengambilan sampel. Ada beberapa teknik untuk mengambil sampel dari populasi. Jika diambil secara benar, ini bisa jadi dasar yang kuat untuk mewakili karakteristik populasi, termasuk soal pilihan capres.

Untuk menentukannya pun butuh rumus, contohnya rumus Slovin n= Z2/4e2.

Biasanya, metode yang dilakukan lembaga-lembaga riset di Indonesia memakai beberapa teknik pengambilan sampel acak (random sampling). Di antaranya, simple random sampling, stratified random sampling, cluster random sampling, dan multi-stage random sampling.

Pertama, simple random sampling merupakan penarikan sampel dengan setiap objek memiliki peluang yang sama untuk terambil dan memiliki asumsi keragaman yang rendah dalam populasi.

Kedua, stratified random sampling ialah penarikan sampel secara acak dengan membagi populasi menjadi beberapa lapisan yang tidak saling tumpang tindih.

Ketiga, cluster random sampling adalah penarikan sampel acak sederhana terhadap satuan contoh yang berbentuk klaster. Semua elemen dalam rombongan ini terpilih sebagai contoh untuk disurvei.

Keempat, multistage random sampling, yang merupakan cara pengambilan sampel dengan menggunakan kombinasi dua atau lebih metode sampling.

Multistage disebut sebagai kasus khusus dari cluster sampling, dengan pada tahap kedua kita tidak memilih semua elemen dari cluster, tetapi beberapa elemen yang dipilih dengan cara acak.

Nah, beda kan dengan paparan soal polling Twitter?

Saking tak jelasnya teknik pengambilan sampel dan variabel penting metodologi survei dalam polling Twitter tertentu, beberapa warganet pun menilai pihak yang membela jajak pendapat itu tak paham statistik.

"Ini ada contoh lucu mas. Petinggi partai, pengikutnya banyak, ngatain org lain gak paham statistik. Eh dianya sendiri bilang kalau polling di twitter itu sample nya acak (random sampling?) Acak-acakan kali ya maksudnya," kicau akun @mata_anggaran.

(tim/arh)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER