Lautan terus menghangat ke tingkat rekor tertinggi dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan turun. Naiknya suhu permukaan laut mulai mengkhawatirkan para ilmuwan sejak Maret dan kemudian mencapai ke tingkat rekor pada April. Ini membuat para ilmuwan berebut untuk mencari tahu alasannya.
Kemudian pada Mei menjadi yang terpanas di lautan dunia, menurut National Oceanic and Atmospheric Administration. Ini adalah pola pemanasan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Sementara pada 2022, lautan dunia memecahkan rekor panas selama empat tahun berturut-turut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahkan sebelum El Nino diumumkan secara resmi, daerah tropis dan lautan sudah mengalami pemanasan yang sangat cepat. Diharapkan tidak secepat dulu," kata Ahli klimatologi Maximiliano Herrera.
Lihat Juga : |
Pemanasan laut menimbulkan konsekuensi yang mengerikan, termasuk pemutihan karang, matinya kehidupan laut, dan naiknya permukaan laut.
Lapisan es laut Antartika mencapai rekor terendah sepanjang tahun ini. Para ilmuwan khawatir itu adalah tanda lebih lanjut bahwa krisis iklim telah tiba di wilayah terpencil ini.
Pada akhir Februari, es laut Antartika mencapai tingkat terendah sejak pencatatan dimulai pada 1970-an, pada 691.000 mil persegi.
Meski Antartika telah memasuki musim dingin, dan es laut mulai tumbuh kembali, levelnya masih berada pada rekor terendah sepanjang tahun ini.
Tingkat karbon dioksida di udara yang mayoritas berasal dari kendaraan bahan bakar fosil juga mencapai rekor pada bulan Mei, menurut para ilmuwan dari NOAA dan Scripps Institution of Oceanography di University of California di San Diego awal bulan ini.
Tingkat polusi karbon yang memicu krisis iklim ini dinilai lebih tinggi 50 persen dari sebelum revolusi industri dimulai.
"Setiap tahun kami melihat tingkat karbon dioksida di atmosfer kita meningkat sebagai akibat langsung dari aktivitas manusia. Setiap tahun, kami melihat dampak perubahan iklim berupa gelombang panas, kekeringan, banjir, kebakaran hutan, dan badai yang terjadi di sekitar kita," kata Administrator NOAA Rick Spinrad dalam sebuah pernyataan.
(ryh/bac)