Lab BRIN Fokus Potensi Pandemi Berikutnya, Cek Persiapannya

CNN Indonesia
Senin, 03 Jul 2023 19:00 WIB
Lab Genomik BRIN, pewaris kerja-kerja Eijkman, disiapkan untuk menghadapi pandemi berikutnya. Sesiap apa mereka?
Lab Genomik BRIN disiapkan salah satunya untuk menangani pandemi. (CNN Indonesia/Chandra Erlangga)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengaku memfokuskan riset genetik demi mitigasi pandemi berikutnya pasca-Covid-19.

PRBM Eijkman merupakan lembaga di bawah BRIN 'reinkarnasi' Lembaga Biologi Molekular (LBM) Eijkman usai dilebur ke institusi riset raksasa itu.

Penggabungan lembaga-lembaga riset ke BRIN itu sendiri diakui terkait dorongan Ketua Dewan Pengarah BRIN Megawati Soekarnoputri kepada Presiden Jokowi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang kami fokuskan sekarang lebih ke arah kemungkinan pandemic berikutnya," ungkap Kepala Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman BRIN Elisabeth Farah Novita Coutrier, ditemui di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pekan lalu.

"Kalau kemarin fokus kepada Covid, nanti yang kita ingin cari adalah apakah ada virus-virus lain yang bisa nanti tiba-tiba merebak dengan jumlah yang besar atau pandemi lainnya," lanjut dia.

Elisabeth mengaku melihat potensi pandemi berikutnya dari sejumlah penyakit, termasuk yang bisa menular dari hewan ke manusia seperti Virus Zika dan Hantavirus.

"Tapi kita juga tidak melupakan meneliti virus yang sampai saat ini kita lakukan seperti DB, Chikungunya, hepatitis," tukasnya.

Salah satu modal untuk mitigasi pandemi ini adalah data pengurutan seluruh genom atau whole genome sequencing (WGS) berbagai virus.

PRBM Eijkman pun bersama Organisasi Riset Elektronika dan Informatika BRIN, kata dia, juga membentuk Kelompok Riset Bioinformatika untuk mengolah data-data WGS itu.

Tujuannya adalah agar bisa digunakan untuk penelitian obat ataupun vaksin dalam upaya mitigasi pandemi.

"Saya ingin menekankan bahwa data-data tersebut bisa kita pakai untuk memprediksi kemungkinan pandemi berikutnya, sehingga riset vaksin atau obat-obatan bisa lebih kita arahkan dan berguna misalnya untuk menekan merebaknya virus-virus," ujar Elisabeth.

Big data

Di tempat yang sama, Koordinator Pelaksana Fungsi Cryo-EM BRIN Sandi Sufiandi menuturkan pengolahan data urutan genom itu dilakukan lewat metode High Perfomance Computing (HPC) hingga 96 node komputasi berkinerja tinggi.

"Selain kita punya koleksi data fisik, baik itu sampel virus, mikroba, dan lain-lain, kita juga punya repository data. Seluruh data riset disimpan di satu tempat menjadi big data," tutur dia.

"Sekarang masih sedikit data-datanya nanti lama-lama menjadi bukit datanya, mudah-mudahan yang dikhawatirkan bisa dicegah," imbuhnya.

Jika pengumpulan data ini makin besar, ia berharap Indonesia punya big data penyakit berpotensi pandemi. Secara global, hal itu sudah dilakukan sejak lama, contohnya lewat Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).

"Kalau secara global sih udah, tapi di Indonesia belum," ucapnya, "Sudah saatnya riset sampai ke level data science, mengolah big data, sehingga informasinya holistik."

Keamanan lab

Sandi melanjutkan Lab Genomik BRIN juga punya fasilitas dengan tingkat keamanan Biosafety Level 3.

"Kalau berbahaya dan dikerjakan di WGS, kita punya biosafety level 3. Untuk sampai risk level 3 masih kita handle, kalau sudah level 4 nanti kita pikirkan apakah nanti kita membuat fasilitas biosafety level 4," terang dia.

Dikutip dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (DCD), ada empat tingkat biosafety (BSL). Setiap tingkat memiliki kontrol khusus untuk penahanan mikroba dan agen biologis.

"Risiko utama yang menentukan tingkat penahanan adalah infektivitas, keparahan penyakit, penularan, dan sifat pekerjaan yang dilakukan. Asal mikroba, atau agen yang dimaksud, dan rute paparan juga penting."

Makin tinggi levelnya, makin aman lab tersebut buat meneliti virus atau mikroba berbahaya. Setiap tingkat biosafety memiliki kontrol penahanan khusus yang diperlukan, yakni praktek laboratorium, peralatan keselamatan, konstruksi fasilitas.

Dengan kelengkapan ini, mulai dari sampel, big data, dan level keamanan lab, Sandi berharap Lab Genomik BRIN bisa mengungkap, "senjata apa yang kita punya buat hadapi pandemi lagi ke depannya."

[Gambas:Video CNN]

(can/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER