Efek langsung lain dari sulitnya mengakses Twitter adalah anjloknya pencarian di Google.
Dikutip dari situs Search Engine Roundtable, Google menghasilkan pencarian terkait situs Twitter sekitar 52 persen lebih dibanding sebelum pembatasan diberlakukan.
Pencarian itu dilakukan dengan memakai perintah 'site:twitter.com'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Per Jumat (30/6) sekitar pukul 13.00 ET atau Sabtu (1/7) pukul 00.00 WIB, Twitter memiliki 471 juta URL yang diindeks di Google Search.
Pada Minggu (2/7), Google menghasilkan 34 persen lebih sedikit URL Twitter yang diindeks, atau 309 juta. Angka ini turun 162 juta dibanding pengecekan sebelumnya.
Pada Senin (3/7), hasil pencarian Twitter di Google turun lagi menjadi 227 juta URL yang terindeks, atau sekitar 52 persen lebih sedikit ketimbang hari Jumat.
TweetDeck, platform buat pengguna Twitter profesional untuk membangun merek, mempromosikan karya, dan alat pelaporan redaksional, tak berkutik usai pembatasan Musk itu.
Aplikasi pihak ketiga itu hanya menampilkan lingkaran yang berputar di sebagian besar kolomnya.
Dikutip dari Endgadget, hal itu diduga terkait bug Twitter seperti yang diungkap Chang yang membuatnya mengirimkan permintaan dalam loop tak terbatas dan secara efektif membuat 'self-DDOS'.
Peneliti Molly White mengungkap efek itu berlipat ganda di Tweetdeck untuk semua bagian selain kolom "Beranda". Platform itu, katanya, terus "berulangkali mencoba 404 (tanda halaman tak ditemukan atau eror)".
Anda masih punya peluang mengakses Tweetdeck versi beta baru. Namun, kolom tersebut masih mengikuti pada batas akses seperti yang ditetapkan Musk.
Alhasil, sebagian besar pengguna akan berhenti melihat tweet baru tak lama setelah Tweetdeck loading.
(tim/arh)