Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengaku belum menyadari ada pembatasan akses ke Twitter karena tak memperhatikan unggahan orang lain.
Sebelumnya, Bos Twitter Elon Musk membatasi akses pengguna ke kicauan, dari yang sebelumnya tak terbatas, sejak Sabtu (1/7) lalu.
Untuk pembaruan kebijakan terakhir, pengguna dengan akun centang biru berbayar bisa mengakses 10 ribu kicauan per hari, akun yang tak langganan centang biru 1.000 postingan per hari, dan akun baru yang tidak terverifikasi 500 kicauan sehari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditanya komentarnya soal pembatasan itu, Gibran mengaku belum mengetahui atau merasakan dampak kebijakan tersebut.
"Iyo to (Apa iya)? Aku ra nggagas kok (Saya enggak pernah perhatikan kok)," katanya, di Solo, Selasa (4/7).
Gibran sendiri termasuk salah satu kepala daerah yang cukup aktif di Twitter. Di tengah tugasnya sebagai Wali Kota Solo, ia bisa berkicau hingga belasan kali setiap hari di platform tersebut.
Dia juga mengaku tidak terlalu memperhatikan kicauan orang lain.
Lihat Juga : |
"Saya enggak pernah scrolling-scrolling (gulir Hp). Aku ra tahu ngurusi Tweet-e wong liya (saya enggak pernah ngurusi tweet-nya orang lain)," katanya.
"Sing tak delok ya tulisanku dewe lah. Ngopo ndelok tulisane wong liya (Yang saya lihat ya tulisan saya sendiri. Ngapain lihat tulisan orang lain)," lanjutnya.
Pembatasan akses itu sendiri, kata Musk, dilakukan untuk mengatasi penambangan data ekstrem dan manipulasi sistem.
Ia juga menyinggung perusahaan Artificial Inteligence atau kecerdasan buatan seperti OpenAI yang menggunakan data dari Twitter untuk melatih large language model (LLM) alias model bahasa besar mereka.
Pembatasan tersebut kemudian memicu kata kunci #TwitterDown dan Elon memuncaki trending topic nasional. Tak hanya di Indonesia, puluhan negara lain juga sempat mengalami masalah akses Twitter.
(syd/arh)