5 Efek Badai Matahari terhadap Bumi, Termasuk 'Kiamat' Internet
Fenomena Badai Matahari memiliki dampak yang berbeda-beda di setiap wilayah Bumi tergantung titik serangan atau kondisi geografisnya, mulai dari terganggunya alat komunikasi hingga padamnya listrik dan 'kiamat' internet.
Badai Matahari merupakan ledakan besar dari permukaan matahari yang memancarkan semburan radiasi elektromagnetik yang intens.
Intensitas ledakan menentukan klasifikasi suar tersebut. Menurut Lembaga Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA), ada lima kelas Badai Matahari. Penandaannya tergantung pada intensitas sinar-X yang dipancarkan.
Setiap huruf mewakili peningkatan 10 kali lipat dalam output energi, mirip dengan Skala Richter yang mengukur kekuatan gempa bumi.
Badai Matahari kelas X adalah badai yang paling kuat; lalu ada badai kelas M yang 10 kali lebih kecil dari suar kelas X; kelas C; kelas B; dan terakhir suar kelas A yang terlalu lemah untuk mempengaruhi Bumi secara signifikan.
Dalam setiap kelas huruf, skala yang lebih halus dari 1 hingga 9 memberikan penilaian badai yang lebih presisi dengan angka yang lebih besar mewakili badai yang lebih kuat dalam kelas tersebut.
Namun ledakan badai matahari kelas A dan B adalah yang paling umum terjadi dan juga paling lemah di antara kelas-kelas suar surya.
Radiasi yang dipancarkan dari suar matahari bergerak dengan kecepatan cahaya dan dapat mencapai Bumi dari matahari hanya dalam waktu lebih dari 8 menit.
Dengan demikian, manusia tidak punya waktu lama untuk merespons ledakan tersebut.
Meski demikian, NASA menyebut dampak Badai Matahari terhadap Bumi secara umum tidak perlu dikhawatirkan. Suar Matahari ini tidak mengandung energi yang cukup untuk menyebabkan kerusakan permanen pada Bumi.
"Bahkan dalam kondisi terburuk sekalipun, suar matahari tidak secara fisik mampu menghancurkan Bumi," kata NASA, dikutip dari Space.
Lalu apa saja dampaknya terhadap manusia? Berikut paparannya:
Aurora
Suar kelas-M dan kelas-X yang kuat dan dapat memicu CME. Perilaku ini dapat mengganggu magnetosfer Bumi dan mengakibatkan badai geomagnetik.
Fenomena seperti itu dapat memunculkan aurora lebih dekat ke ekuator ketimbang yang mungkin terjadi selama kondisi tenang.
Saat Badai Matahari besar pada 1989, aurora borealis, atau cahaya utara, dapat terlihat hingga selatan Florida (AS) dan Kuba, jauh dari habitat asalnya yang ada di kutub.
Pengaruhi gelombang radio
Medan magnet dari badai Matahari tercipta dari gas bermuatan listrik yang menghasilkan arus listrik yang bertindak sebagai dinamo magnetik di dalam matahari.
Medan magnet ini berputar dan menata ulang diri mereka sendiri karena sifat turbulen gas yang dihasilkannya.
Perilaku medan magnet yang tidak stabil ini yang juga dikenal sebagai aktivitas matahari, dapat memicu letusan suar matahari dari permukaan yang melepaskan sejumlah besar radiasi elektromagnetik.
Peneliti Pusat Antariksa di Badan Riset dan Invasi Nasional (BRIN) Johan Muhammad menjelaskan cuaca antariksa akan banyak berdampak pada gangguan sinyal radio frekuensi tinggi (HF), navigasi berbasis satelit dan GPS.
Pemadaman radio disebabkan oleh kepadatan elektron yang lebih tinggi di ionosfer bawah atmosfer Bumi - lapisan yang dilalui gelombang radio.
Kepadatan elektron yang meningkat menyebabkan gelombang radio kehilangan lebih banyak energi saat melintasi lapisan tersebut, sehingga mencegah gelombang radio mencapai lapisan yang lebih tinggi yang membiaskan sinyal radio kembali ke Bumi.
Pemadaman radio semacam itu merupakan peristiwa cuaca antariksa yang paling sering terjadi di Bumi, dengan sekitar 2.000 peristiwa kecil yang terjadi dalam setiap siklus matahari.
Tingkat keparahan pemadaman radio tergantung pada kekuatan suar matahari dan digolongkan dalam peringkat pada Skala Badai Radiasi Matahari NOAA.
Satu mewakili peristiwa kecil dan lima adalah peristiwa ekstrem. Peristiwa R5 dapat menyebabkan pemadaman radio di seluruh sisi Bumi yang disinari matahari dan dapat berlangsung selama beberapa jam.
Efek terhadap listrik hingga internet di halaman berikutnya...