Pandemi juga menyebabkan penurunan Nitrogen Oksida (NOx), yang biasanya dihasilkan dari industri kimia.
Masalahnya, studi baru yang menggunakan pengukuran satelit dari berbagai polutan, mengungkap pembatasan NOx sebenarnya tak terlalu positif.
Polutan-polutan itu bereaksi membentuk molekul berumur pendek yang disebut radikal hidroksil. Zat ini berperan penting dalam memecah gas berumur panjang di atmosfer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski membersihkan polusi udara, berkurangnya emisi NOx di saat yang sama juga membatasi kemampuan atmosfer untuk membersihkan diri dari gas rumah kaca penting lainnya: metana.
Masalahnya, metana jauh lebih efektif daripada CO2 dalam memerangkap panas di atmosfer.
NASA mengakui perkiraan jumlah emisi metana yang turun selama pandemi tidak pasti karena beberapa penyebab manusia, seperti pemeliharaan infrastruktur ladang minyak yang buruk, dokumentasi yang kurang baik.
Namun, sebuah studi menghitung bahwa pengurangannya adalah 10 persen.
Seperti CO2, penurunan emisi tidak serta-merta menurunkan konsentrasi metana di atmosfer. Sebaliknya, metana tumbuh sebesar 0,3 persen pada 2020. Ini lebih cepat daripada periode lainnya dalam dekade terakhir.
"Dengan lebih sedikit NOx, ada lebih sedikit radikal hidroksil untuk menghilangkan metana, sehingga metana bertahan lebih lama di atmosfer," jelas JPL NASA.
Walhasil, gas rumah kaca pun masih pekat meski penggunaan kendaraan dan industri berkurang jauh saat pandemi.
Terlebih, aktivitas berangsur normal buntut peralihan pandemi ke endemi di seluruh dunia. Hal ini memicu emisi gas rumah kaca ini kembali meningkat.
Menurut data Badan Moneter Internasional (IMF) pada 2022, emisi gas rumah kaca global tahunan meningkat 6,4 persen tahun lalu ke rekor baru, melampaui puncak pra-pandemi karena aktivitas ekonomi global telah kembali pulih.
Berdasarkan grafik IMF, data emisi itu anjlok tajam pada 2020. Namun, angkanya melonjak lagi setelah 2021. Penyumbang utamanya adalah sektor manufaktur, suplai energi, pertanian, transportasi, dan rumah tangga.
Studi NASA juga mengakui emisi kembali ke tingkat mendekati pra-pandemi pada akhir 2020, meskipun aktivitas di banyak sektor ekonomi berkurang.
Lalu apa yang harus dilakukan jika pandemi saja tak mengurangi GRK?
Para penulis menilai "mengurangi aktivitas di sektor industri dan perumahan ini tidak praktis dalam jangka pendek" sebagai cara untuk mengurangi emisi."
"Mengurangi emisi sektor-sektor ini secara permanen akan membutuhkan transisi mereka ke teknologi emisi rendah karbon," tandas penulis studi.
(lom/arh)