Pesawat Antariksa Mampir ke Bumi Usai 17 Tahun 'Memburu' Matahari

CNN Indonesia
Jumat, 11 Agu 2023 19:21 WIB
Ilustrasi pesawat antariksa STEREO-A, si
Jakarta, CNN Indonesia --

Pesawat antariksa yang "memburu" Matahari, STEREO-A bakal mampir ke Bumi pada Sabtu (12/8). Ini merupakan kunjungan pertama kalinya pesawat milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) itu ke Bumi setelah 17 tahun mengorbit di Matahari.

Mampirnya STEREO-A ke Bumi ini bakal membawa kesempatan khusus bagi pesawat ruang angkasa untuk berkolaborasi dengan misi NASA di dekat Bumi dan mengungkap wawasan baru tentang bintang terdekat dari planet Bumi.

STEREO (Solar TERrestrial RElations Observatory) meluncur pada 25 Oktober 2006, dari Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral di Florida. STEREO terdiri dari dua wahana antariksa, yakni STEREO-A yang berada di depan dan STEREO-B di belakang, keduanya memetakan orbit mirip Bumi mengelilingi Matahari.

Pada tahun-tahun pertama setelah meluncur, wahana antariksa ini berhasil mencapai tujuan utamanya, yakni memberikan pemandangan stereoskopik, atau pandangan multi-perspektif pertama dari bintang terdekat kita.

Kemudian, pada 6 Februari 2011, misi ini meraih pencapaian penting lainnya, STEREO-A dan -B mencapai pemisahan 180 derajat dalam orbitnya dan untuk pertama kalinya, manusia dapat melihat Matahari sebagai sebuah bola yang utuh.

"Sebelumnya, kita terikat pada garis Matahari-Bumi, kita hanya melihat satu sisi Matahari dalam satu waktu. STEREO memutus ikatan tersebut dan memberi kita pandangan Matahari sebagai objek tiga dimensi," kata Lika Guhathakurta, ilmuwan program STEREO, mengutip laman resmi NASA, Jumat (11/8).

Pada 12 Agustus 2023, jarak STEREO-A dengan Bumi bertambah menjadi satu revolusi penuh saat wahana antariksa ini "mengitari" Bumi di orbitnya mengelilingi Matahari. Dalam beberapa minggu sebelum dan sesudah terbang lintas STEREO-A, para ilmuwan berkesempatan mengajukan sejumlah pertanyaan yang biasanya tidak bisa dijawab oleh misi ini.

Penampakan Matahari 3 dimensi

Selama melintasi Bumi, STEREO-A akan menyatukan pandangan untuk mendapat penglihatan stereoskopik. Penglihatan stereoskopik memungkinkan NASA mendapat informasi 3 dimensi (3D) dari gambar 2 dimensi atau datar.

Ini merupakan cara dua bola mata, melihat dunia dari lokasi berbeda, menciptakan persepsi kedalaman. Otak akan membandingkan gambar dari masing-masing mata, dan sedikit perbedaan di antara gambar-gambar tersebut mengungkapkan objek mana yang lebih dekat atau lebih jauh.

STEREO-A memungkinkan tampilan 3D tersebut itu dengan memadukan pandangannya dengan Solar and Heliospheric Observatory (SOHO) NASA dan European Space Agency dan Solar Dynamics Observatory (SDO) NASA. Jarak STEREO-A dari Bumi berubah selama melintas, sehingga mengoptimalkan penglihatan stereo untuk fitur-fitur Matahari pada waktu yang berbeda. Seolah-olah para ilmuwan sedang menyesuaikan fokus pada teleskop selebar jutaan kilometer.

Para ilmuwan STEREO menggunakan kesempatan untuk melakukan pengukuran yang sangat dibutuhkan. Mereka mengidentifikasi wilayah aktif, wilayah kompleks magnetis yang mendasari bintik Matahari, dan berharap mendapat informasi 3D tentang strukturnya yang biasanya hilang dalam gambar 2D. Mereka juga akan menguji teori baru bahwa lingkaran koronal --lengkungan raksasa yang sering terlihat pada gambar Matahari jarak dekat-- tidak seperti yang terlihat.

"Ada gagasan terbaru bahwa lingkaran koronal mungkin hanya ilusi optik," kata Terry Kucera, ilmuwan proyek STEREO di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA di Greenbelt, Maryland.

Beberapa peneliti berpendapat sudut pandang yang terbatas membuat Matahari tampak memiliki bentuk yang sebenarnya tidak mereka miliki. "Jika Anda melihatnya dari berbagai sudut pandang, itu akan menjadi lebih jelas," tambah Kucera.

Memantau Letusan Matahari dari Jarak Dekat


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :