Beriklim Tropis Basah, Kenapa Hawaii Bisa Dilanda Kebakaran Hebat?

CNN Indonesia
Sabtu, 12 Agu 2023 18:10 WIB
Peneliti mengungkap kebakaran di Maui, Hawaii dipicu oleh kombinasi angin kencang dan kondisi kering, dan dipersulit oleh geografis pulau itu.
Ilustrasi. Kebakaran di Maui turut diperparah dengan kehadiran Badai Dora. (Foto: REUTERS/MARCO GARCIA)

Diperparah Badai Dora

Kebakaran di Maui diperparah dengan kemunculan Badai Dora, badai kategori 4 yang bergerak cepat dan kuat dengan angin berkecepatan 225 km per jam.

Layanan Cuaca Nasional menyebutkan saat badai menerjang selatan Hawaii, sistem tekanan tinggi yang kuat tetap berada di utara, dengan dua kekuatan yang bergabung untuk menghasilkan angin yang sangat kuat dan merusak.

"Angin kencang ini ditambah dengan tingkat kelembaban yang rendah menghasilkan kondisi cuaca kebakaran yang berbahaya" kata Layanan Cuaca Nasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahli meteorologi CNN, Derek Van Dam menjelaskan angin kencang, kondisi kekeringan yang sedang berlangsung dan kelembaban relatif yang kering adalah bahan untuk memicu kebakaran dan mengipasi api.

"Masalahnya adalah angin ini mirip dengan Santa Ana di California Selatan, yang mengering dan menghangat saat bergerak menuruni pegunungan dan menciptakan kondisi yang sangat kering," kata Derek.

Abby Frazier, ahli klimatologi dan geografi di Universitas Clark di Massachusetts. mengatakan Badai Lane pada 2018 lalu juga dikaitkan dengan kebakaran hebat di Maui dan Oahu.

"Selama musim hujan, bahan yang mudah terbakar menumpuk dan kemudian mengering selama musim kemarau," kata Frazier.

"Ketika Anda menggabungkan bahan bakar kering ini dengan angin kencang dan kelembapan rendah yang kita alami saat ini akibat Badai Dora, kita akan mengalami cuaca kebakaran yang sangat berbahaya," imbuhnya.

Fenomena iklim El Nino juga memperburuk kondisi ini. Pola iklim ini berasal dari Samudera Pasifik di sepanjang garis Khatulistiwa dan berdampak pada cuaca di seluruh dunia.

"Ini berarti aktivitas badai yang lebih tinggi dari biasanya di Pasifik tengah pada musim panas ini," ujar dia.

"Meskipun kita cenderung melihat kondisi yang lebih basah selama musim panas El Nino (yang menumpuk bahan bakar kebakaran), Hawaii akan mengalami kondisi kekeringan pada musim dingin ini, yang akan mengeringkan bahan bakar dan biasanya akan menyebabkan awal yang lebih awal untuk musim kebakaran tahun depan," tambahnya.

Penggunaan lahan berubah

Trauernicht mengatakan spesies tanaman non-pribumi kini menempati seperempat dari total luas lahan di Hawaii, dan rumput serta semak-semak invasif menjadi sangat mudah terbakar pada musim kemarau.

Ia melanjutkan Hawaii juga kehilangan perkebunan dan peternakan besar, dengan rumput-rumput yang mudah terbakar mengambil alih lahan-lahan kosong.

"Ketika lahan perkebunan masih aktif, petugas pemadam kebakaran akan muncul di lokasi dan orang-orang akan berada di sana membuka gerbang, semua jalan dipelihara, ada infrastruktur dan peralatan air. Dan mereka akan mendapat dukungan dari orang-orang yang bekerja di perkebunan ini," kata Trauernicht.

"Karena hal itu telah berubah, dan penggunaan lahan telah berubah. Semuanya ada di dilakukan para petugas pemadam kebakaran saat ini," lanjut dia.

Menurut Trauernicht Hawaii juga mengalami perubahan pola curah hujan yang dramatis. Area yang terbakar setiap tahunnya di Hawaii kini mencapai sekitar 1 persen dari total luas daratan negara bagian tersebut, sebanding dengan dan sering kali melebihi 12 negara bagian Barat di daratan, di mana kebakaran paling sering terjadi.

Infografis Kamus Pemanasan GlobalKamus Pemanasan Global (Foto: CNNIndonesia/Basith Subastian)

(tim/dmi)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER