Jourová mengatakan laporan itu adalah bukti bahwa Rusia terlibat dalam "perang gagasan" dan bahwa disinformasi Kremlin masih sangat lazim di seluruh platform besar.
Dia mengatakan Kremlin telah memilih Slovakia lebih dari Polandia sebagai "tanah subur" untuk perpecahan dan campur tangan dengan demokrasi.
Salah satu pesan utamanya ke platform besar, kata dia, adalah untuk mewaspadai saat pemilihan, termasuk untuk parlemen Eropa tahun depan, dan "risiko disinformasi".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan propaganda Kremlin adalah "senjata manipulasi massa jutaan euro yang ditujukan baik secara internal pada Rusia maupun Eropa dan seluruh dunia. Dan kita harus mengatasi ini. Platform yang sangat besar harus mengatasi risiko ini."
Perang di Ukraina adalah topik yang paling sering untuk propaganda tetapi platform juga melaporkan pidato kebencian sehubungan dengan migrasi, komunitas LBGTQ + dan krisis iklim.
"Saya pikir itu adalah salah satu keuntungan dari disinformasi, adalah bahwa mereka sangat dapat diprediksi," kata Jourova.
Di Twitter, dia mengatakan "aktor disinformasi ditemukan memiliki pengikut yang jauh lebih banyak daripada rekan-rekan non-disinformasi mereka dan cenderung telah bergabung dengan platform baru-baru ini daripada pengguna non-disinformasi".
Global Government Affairs X, dalam akunnya, mengungkap akan patuh terhadap UU tersebut.
"Sebagai tanggapan terhadap diskusi hari ini mengenai disinformasi di Eropa, kami menegaskan kembali bahwa X berkomitmen untuk mematuhi DSA."
Tim juga mengatakan data Uni Eropa menunjukkan layanan medsos lain mengalami perubahan lebih besar dalam pertumbuhan pelanggan. Telegram jadi yang paling mengalami pertumbuhan akun pro-Kremlin.
"Kami tidak setuju dengan keseluruhan kerangka data ini dan percaya bahwa data tersebut tidak sesuai dengan narasi yang diberitakan media," kata Global Government Affairs X.
"Perdebatan penting ini harus mempertimbangkan seluruh tindakan yang diambil oleh platform dan mengakui pentingnya melindungi kebebasan berekspresi," lanjut akun tersebut.
Sementara, Elon Musk, saat mengomentari unggahan timnya itu, hanya berkata, "menarik."
[Gambas:Twitter]