Fakta-fakta Piramid Toba yang Disebut Mirip Situs Gunung Padang

CNN Indonesia
Minggu, 01 Okt 2023 07:51 WIB
Piramid Toba, Sumut, tengah diteliti tim ahli lantaran diduga peninggalan peradaban kuno ribuan tahun sebelum masehi. Yakin? Simak fakta-faktanya sejauh ini.
Situs Gunung Padang tak lagi diperhatikan di era Jokowi. (ANTARA FOTO/OJT/Zabur Karuru/pd/14)

Beda dengan Gunung Padang

Danny, yang juga bagian tim peneliti Situs Gunung Padang era SBY, menyebut ada beberapa persamaan antara kedua struktur ini.

Piramid Toba, katanya, punya struktur terasering batu yang masih utuh dan hanya ditutupi tetumbuhan dan pepohonan. Puluhan undak-teras batu dari bawah sampai puncak tampak masih lengkap.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagian batu penyusunnya sangat besar. Ada pula struktur berupa lorong batu.

Sementara, Gunung Padang, katanya, punya struktur terasering batu di bagian lereng yang sudah rusak, hilang, tertimbun.

"Yang masih utuh hanya di atasnya saja walaupun memang di dalamnya ada lapisan struktur batu yang lebih tua dan juga ruang-ruang bawah tanahnya," klaim dia.

Tinggi Piramid Toba sekitar 120 m, sementara Gunung Padang dari gerbang parkir ke puncak mencapai 110 m.

Penemu pertama

Danny mengklaim dirinya sebaga merupakan penemu pertama struktur piramida tersebut.

"Padahal sebetulnya lokasinya kalau ada kesempatan ke sana, itu enggak tersembunyi di hutan. Enggak. Itu di satu wilayah yang luas, dikenal orang. Orang di situ ada Istana Sisingamangaraja kok di lembah itu," tuturnya.

"Jadi sudah banyak ahli geologi dan arkeologi yang sudah ke sama. Tapi ya itu, herannya piramida ini tidak ada yang lihat," sambung dia.

Menurutnya piramida tersebut "seperti bunglon" karena struktur susunan bangunan tersamarkan oleh pohon dan belukar yang tumbuh di atas susunan batu.

Berdasarkan kesaksian warga sekitar, mereka hanya mengenalnya sebagai bekas dusun tua dan juga pemakaman karena sebagian pinggiran piramid saat ini dijadikan pemakaman.

Restu Luhut

Danny mengatakan penelitian terkait piramida ini sudah mempresentasikan temuan awal ini kepada Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.

"Jadi April kemarin itu saya sempat presentasi di depan Pak Luhut, dia yang meminta, dia ingin tahu juga karena dengar dari salah satu staffnya," kata Danny.

"Katanya sih mau dibantu untuk survei lebih lanjut pakai [sensor] LiDAR, Georadar, Geolistrik. Tapi, ada alasan administrasi sehingga rada susah karena Kemenko Marves kan bukan lembaga riset," sambungnya.

Danny saat ini masih menunggu proses administrasi di BRIN untuk melakukan penelitian. Jika sudah selesai, ia dan tim akan melakukan studi tahap awal sekitar beberapa bulan untuk mengetahui struktur dan usia piramida tersebut.

"Kita masih tunggu biayanya. Mudah-mudahan dalam beberapa bulan ke depan ini sudah ada pembiayaannya lah sehingga kita bisa langsung survei," lanjut dia.

(arh/can/arh)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER