MEET THE GEEK

Thomas dan Kisah 'Indiana Jones' yang Menuntun pada Manusia Hobbit

CNN Indonesia
Jumat, 06 Okt 2023 17:30 WIB
Sudah 20 tahun temuan manusia hobbit NTT mengguncang komunitas pengkaji evolusi manusia. Thomas Sutikna, sang penemu, pun berkisah soal misterinya.
Gua Liang Bua, NTT, lokasi penemuan kerangka manusia hobbit. (Flickr)

Cerita Thomas di lingkup penelitian berawal saat ia diajak ke lapangan untuk melakukan survei di wilayah Pacitan, Jawa Timur, oleh Soejono pada 1994.

Saat itu ia diajak meneliti gua di Pacitan. Namun itu masih sekadar hunian prasejarah yang terbilang muda, 5.000 sampai 6.000 tahun silam.

"Jadi masih di levelnya pre-neolitik sampai ke neolitik. Alat-alat batu, tulang-tulang, dan sebaginya. Cuman untuk gua tidak asing lagi bagi saya, selama kuliah di UNS dulu kan saya anggota Mapala sampai puluhan tahun sampai lulus pun masih dan juga di rescue dan waktu itu saya juga sering eksplorasi dari gua-gua bawah tanah," tuturnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak 1983, ia sudah aktif di organisasi mahasiswa pecinta alam dan juga di rescue sehingga sudah biasa keluar masuk hutan, naik gunung, dan keluar masuk gua.

Saat penelitian itu, Thomas mengaku banyak bersinggungan dengan para peneliti asing yang merupakan kolega Soejono. Di situlah Thomas mendapat 'ilham' kalau untuk menjadi peneliti hebat haruslah memperbanyak ilmu baik formal maupun non formal.

Usai menyelesaikan studi di UI pada 2000-an, ia diajak Soejono bersama Maerk Wood yang dari Australia untuk melanjutkan penggalian di situs Liang Bua, Flores tempat ia menemukan manusis hobbit.

Thomas mengaku penemuan itu sudah dilakukan tinjauan awal oleh peneliti asing pada 1965. Namun hanya sekali lagi saja, dan kemudian dilanjut oleh Soejono 1978-1989.

Lagi-lagi penelitian itu terhenti lama sekali dan dilanjutkan lagi 2001 oleh Soejono yang saat itu menjabat juga sebagai Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Dalam penelitian di Liang Bua, ia langsung ditunjuk sebagai koordinator di lapangan untuk mulai riset.

Ia mulai menentukan bagaimana proses penggalian, menentukan titik galian dan mengatur personel hingga mengatur bagaimana metode pengambilan sampel.

Pada awal penelitian di Liang Bua 2001, tim peneliti sudah menemukan satu tulang manusia kuno dikedalaman 4,5-5 meter. Penelitian di wilayah itu makin menemukan titik terang tak kala menemukan gigi gajah purba yang umurnya sudah sangat tua gitu.

Pada 2003, tim peneliti masih melakukan eksplorasi di wilayah Liang Bua. Kemudian pada 2 September 2003 akhirnya tim penrliti menemukan rangka yang hampir utuh yang kemudian disebut Homo Floresiensis.

"Pas kami temui itu saya ada di hotel waktu itu kita punya buat lab kecil di hotel untuk preparasi temuan-temuan arkeologis dari gua itu," tuturnya.

Thomas menceritakan, Wahyu Saptomo, tim peneliti lapangan yang terlibat dalam penemuan manusia hobbit kemudian menjadi tim lapangan yang pertama kali melihat kerangka manusia hobbit di kedalaman 6 meter.

Sontak, Thomas yang kala itu tengah berbaring di hotel karena demam langsung bergegas ke area penggalian.

"Ketika (tengkorak) dibersihkan kaget semua karena giginya sudah tumbuh semua sudah gigi permanen malah sudah pada aus tapi kok kecil sekali hanya sebesar jeruk bali kepalanya," kata dia.

Artinya, kalau gigi sudah tumbuh semua, paling tidak individu yang ditemukan itu sudah di atas 25 tahun usianya. Kemudian mulai detik itu makin kaget, ternyata itu bukan anak-anak tetapi individu dewasa dengan postur tubuh yang kerdil.

Dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mengeraskan kerangka dan membersihkan tanah-tanah yang melekat.

Setelah beberapa bulan proses pembersihan, peneliti asing dari Australia datang bersama tim arkeolog yang ahli manusia purba kemudian dianalisis.

"Kita ukur tingginya berapa, volume otaknya berapa, kita deskripsikan semua. Jadi pengukuran otak dulu volume otaknya 380 cc," kata dia.

Usai mengukur panjang tulang paha dan tulang kakinya, ia mendapati tinggi manusia itu sekitar 1,06 meter.

"Jadi 106 centimeter dengan usia 60 ribu tahun," ujarnya, "Disitulah kemudian ramai menjadi polemik berkepanjangan menjadi berdebatan yang panjang di dunia ilmu pengetahuan."

Thomas mengatakan fosil purba itu masih utuh karena tertutup oleh lapisan dari letusan gunung api setebal 50-75 centimeter.

"Nah, abu vulkanik terutama yang banyak mengandung batu apung ini mengandung silika tinggi dan itu bagus untuk konservasi untuk preservasi organik yang ada di bawahnya," tuturnya.

Meski rangka yang ditemukan itu sudah rapuh, ia menyebutnya relatif masih bagus dan belum hancur total.

Ia dan tim menduga temuan ini adalah cabang kerdil dari Homo erectus, spesies manusia pertama yang meninggalkan Afrika dan bermigrasi ke seluruh dunia.

Penelitian itu pun disebut Thomas masih berlangsung. Namun karena pandemi tim tidak ke lapangan dan di tahun mendatang ia berharap bisa melanjutkan penelitian.

Perubahan nasib di halaman betrikutnya...

Manusia Hobbit Mengubah Kehidupan

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER