Pada kasus politikus, para peneliti menyebut kebohongan digunakan untuk membangun keyakinan palsu dan mengumpulkan dukungan.
"Sudah menjadi rahasia umum informasi palsu dapat memengaruhi cara berpikir seseorang bahkan setelah mereka menyadari bahwa informasi tersebut palsu," ucap keduanya.
"Tapi bukankah itu yang kita harapkan dari para politisi?" cetus Ecker dan Prike retoris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Penelitian keduanya pun menunjukkan kebohongan memang akan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap isu tersebut. Meskipun, kebohongan tersebut berasal dari politikus yang mereka dukung.
"Namun hal ini tidak berarti berkurangnya dukungan pemilih atau perubahan niat memilih," kata Ecker dan Prike.
Studi Ecker dkk, yang terbit di jurnal The Royal Society 2017, menunjukkan kepada responden di AS soal kebohongan (dan pernyataan benar) yang dibuat Trump menjelang pemilihan presiden 2016.
Peserta kemudian diperlihatkan hasil cek fakta atas pernyataan-pernyataan tersebut.
"Meskipun pemeriksaan fakta menyebabkan berkurangnya kepercayaan terhadap klaim yang tidak akurat itu, hal ini tidak berarti niat memilih di kalangan pendukung Trump berkurang," tutur Ecker dan Prike.
Studi lanjutan Ecker dkk pada 2019 juga mengonfirmasi hal itu. Pendukung Trump dan Sanders yang diperlihatkan pernyataan bohong, lebih banyak dibandingkan yang akurat, mengaku merasa lebih negatif terhadap politisi yang mereka dukung, "Namun hanya sedikit."
Terpisah, peneliti psikologi Bella DePaulo dari University of California menyebut kebohongan dari politikus dianggap benar karena hal tersebut adalah yang ingin masyarakat dengar.
"Kebohongan yang kami terima dari para politisi saat ini adalah kebohongan yang dipandang dapat diterima karena itulah yang ingin kami dengar," katanya, dikutip dari AP.
DePaulo menyebut kebohongan akan semakin candu ketika berhasil. Ketika kebohongan berhasil, mereka membuatnya "lebih menggoda untuk berbohong. Kebohongan dapat melekat. Mereka dapat memiliki efek yang bertahan lama, bahkan jika kebohongan itu dibantah."
(lom/arh)