Peneliti dari Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Adi Utarini mengatakan tidak ada kaitan antara radang otak Japanese Encephalitis dengan Wolbachia.
"Ternyata Japanese Encephalitis (JE) ini nyamuknya berbeda (Culex) dan penyakitknya juga berbeda. Tidak ada kaitannya dengan teknologi Wolbachia," kata Uut.
Japanese Encephalitis (JE) merupakan salah satu penyebab utama radang otak akibat infeksi virus ensefalistis. Beberapa waktu lalu, JE dan Wolbachia menjadi perbincangan warganet di media sosial karena ada pendapat yang mengaitkan nyamuk ber-Wolbachia dapat menyebabkan JE.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain membantah Wolbachia menyebabkan JE, Uut juga menuturkan teknologi itu tidak terkait dengan kejadian filariasis atau penyakit kaki gajah.
"Wolbachia yang ada pada cacing yang menyebabkan filariasis itu berbeda jenisnya dengan Wolbachia pada nyamuk Aedes aegypti. Jadi Wolbachia ini bukan hanya satu jenis, tapi ada ribuan jenis," tuturnya.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebar nyamuk Wolbachia untuk menekan penyakit deman berdarah dengue (DBD) di lima kota Indonesia.
Lima wilayah kota yang disebar nyamuk Wolbachia itu adalah Jakarta Barat (DKI Jakarta), Bandung (Jawa Barat), Semarang (Jawa Tengah), Bontang (Kalimantan Timur), dan Kupang (NTT).
Kemenkes menyatakan penyebaran nyamuk Wolbachia ke lima kota itu diatur lewat Surat Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaraan Pilot project Implementasi Wolbachia sebagai inovasi penanggulangan demam berdarah dengue (DBD).
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Siti Nadia Tarmizi menyebut teknologi Wolbachia untuk menurunkan penyebaran DBD sudah terbukti di sembilan negara.
Negara yang dimaksud adalah Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuatu, Meksico, Kiribati, Kaledonia Baru, dan Sri Lanka. Oleh sebab itu, kata Nadia, teknologi itu juga diterapkan di Indonesia.
"Teknologi Wolbachia melengkapi strategi pengendalian yang berkasnya sudah masuk ke Stranas (Strategi Nasional)," kata Nadia dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/11).
(lom/dmi)