Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjajaki peluang kolaborasi riset alat utama sistem senjata (alutsista) dengan PT Pindad (Persero).
Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amarulla Octavian menekankan pentingnya perkembangan teknologi persenjataan demi keamanan dan pertahanan negara.
"Dalam rangka kerja sama dengan Pindad kami berupaya untuk mencoba melihat apa peluang-peluang yang dapat kita jajaki, kami juga melihat riset kemiliteran dapat digunakan untuk sipil seperti yang sudah Pindad produksi yaitu alat berat yang menggunakan teknologi dari kendaraan tempur," ucap dia, dalam kunjungan ke kantor PT. Pindad, Bandung pada hari Senin (12/2), dikutip dari situsnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tahu bahwa mesin-mesin tank yang awalnya menjadi mesin traktor atau mesin-mesin alat berat dan sejenisnya," imbuhnya.
BRIN pun, lanjutnya, memiliki modal riset untuk inovasi, termasuk dalam bidang pertahanan.
"Riset di BRIN diarahkan untuk menciptakan inovasi. Salah satunya untuk memenuhi kebutuhan sistem pertahanan untuk TNI dan POLRI," kata Amarulla, menurut situs BRIN.
Ia menyebut penyediaan kebutuhan alutsista secara mandiri mesti dibarengi dengan inovasi buat menciptakan produk-produk yang komplementer atau produk yang bermanfaat dan melengkapi produk lainnya.
Menurutnya pula, Indonesia tidak bisa selamanya terus mengandalkan pembelian baru untuk alutsista.
Lantaran demikian, BRIN sebagai satu-satunya lembaga penelitian milik negara terus berupaya untuk melihat peluang-peluang riset yang dapat dikerjasamakan, salah satunya dengan PT. Pindad sebagai perusahaan BUMN alutsista.
"BRIN memiliki periset-periset untuk berkolaborasi yang akan mendorong mencapai tujuan kedua belah pihak," ungkap Amarulla, yang juga menjabat Rektor Universitas Pertahanan itu.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Teknologi dan Pengembangan PT. Pindad Sigit P Santoso mengakui pihaknya bertujuan untuk bisa menyediakan kebutuhan alutsista secara mandiri.
"Kami memiliki roadmap. Tahun 2024 mulai dari kontrak hingga launching untuk senjata, lalu kemudian munisi dan juga kendaraan khusus di tahun-tahun selanjutnya," ucapnya.
Pihaknya juga sudah bekerja sama dengan berbagai pihak baik di dalam maupun luar negeri demi mengembangkan teknologi, termasuk fungsi kendaraan tempur.
"Produk penelitian dan pengembangan terbaru yang dilakukan oleh Pindad adalah produk Medium Tank 'HARIMAU'. Sistem ini meliputi vehicle components, system and sensors dan weapons," ujar Sigit.
"Diharapkan dengan adanya kunjungan ini dapat terus memberikan saran dan masukan serta koreksi terhadap produk - produk yang di produksi oleh Pindad agar menjadi lebih baik yang sesuai dengan kebutuhan pengguna," imbuh dia.
(tim/arh)