Masa Bulan Madu Apple Vision Pro Berakhir Sudah

CNN Indonesia
Jumat, 16 Feb 2024 08:54 WIB
Vision Pro disebut bikin kepala pusing. (REUTERS/BRENDAN MCDERMID)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah pengguna Apple Vision Pro mengembalikan gawai tersebut ke Apple, menandai berakhirnya masa bulan madu produk ini.

Baru-baru ini terjadi peningkatan pembicaraan di media sosial tentang pemilik Vision Pro yang mengembalikan gawai seharga US$3.500 atau sekitar Rp54,6 juta tersebut.

Apple sendiri mengizinkan pengguna untuk mengembalikan produk apa pun dalam waktu 14 hari setelah pembelian. Saat ini adalah masa akhir untuk gelombang pertama pembeli Vision Pro.

Apple Vision Pro sendiri pertama kali dijual di Amerika Serikat (AS) pada 2 Februari 2024. Perangkat ini bisa dibeli di Apple Store maupun Apple Store online.

Setelah hampir dua pekan, sebagian besar pembeli produk ini mengeluhkan masalah kenyamanan yang membuat mereka mengembalikan Apple Vision Pro.

Dikutip dari The Verge, banyak orang yang mengatakan gawai ini membuat mereka sakit kepala dan memicu mabuk perjalanan. Keluhan lain berasal dari beratnya perangkat serta fakta bahwa sebagian besar perangkat ini lebih berat di bagian depan.

Menurut Parker Ortolani, manajer produk The Verge, menggunakan Apple Vision Pro menyebabkan pembuluh darah di matanya pecah. Setidaknya satu orang lain menyebut mereka memiliki pengalaman serupa dengan kemerahan.

"Meskipun ajaib untuk digunakan seperti yang saya harapkan, namun terlalu tidak nyaman untuk dipakai, bahkan untuk waktu yang singkat, karena beratnya dan desain talinya. Saya ingin menggunakannya, tetapi takut untuk memakainya," kata Ortolani.

"Terlalu mahal dan berat untuk mencoba membiasakan diri dengan sakit kepala dan ketegangan mata yang saya alami. Saya akan kembali lagi untuk yang berikutnya," tambahnya.

Masalah kesehatan mata memang menjadi isu untuk perangkat semacam ini. Pengguna headset Virtual Reality (VR) umumnya melaporkan mata kering dan kemerahan selama bertahun-tahun.

Pengalaman tersebut tidaklah mengherankan. Pasalnya, setiap manusia memiliki tubuh yang unik, dan ini menjadi masalah ketika produksi wearable untuk pasar massal.

Faktor kenyamanan kemungkinan yang paling terpengaruh. Misalnya, pada jam tangan pintar, hal ini sering kali bermuara pada ukuran dan berat casing dibandingkan dengan pergelangan tangan.

Kemudian, pada cincin pintar, masalah biasanya ada pada ukuran jari. Banyak orang yang memiliki ukuran yang tidak pas atau memiliki masalah dengan pembengkakan jari.

Selain itu, pada kacamata pintar, memiliki batang hidung pesek dapat membuat perangkat tersebut terlepas dari wajah Anda atau gagal menghalangi cahaya secara memadai.

Lebih lanjut, perangkat keras bukan satu-satunya masalah pada Apple Vision Pro yang dikeluhkan pengguna. Keluhan umum lainnya adalah Vision Pro tidak menawarkan produktivitas yang cukup sesuai dengan harganya.

Seorang pengguna mencatat di Threads bahwa melihat layar Figma membuat mereka merasa pusing, tetapi perangkat ini juga tidak dapat digunakan untuk pekerjaan mereka.

Lalu, komentar lain dari pengguna di platform media sosial X menyebut pengalaman kodingnya kurang baik dan masalah pemfokusan menyebabkan sakit kepala.

"Jika saya tidak menggunakannya untuk produktivitas, dan jika saya tidak menyukainya untuk hiburan, dan jika tidak ada cukup banyak game untuk dimainkan di dalamnya - saya tidak bisa membenarkan untuk menyimpannya," tulis seorang pengguna di Reddit.

(lom/arh)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK