Fakta-fakta Ilmiah 'Tornado' Rancaekek, Istilah Hingga Prediksi

CNN Indonesia
Jumat, 23 Feb 2024 07:49 WIB
Usai heboh tornado Rancaekek, sejumlah pakar mengungkap fakta-fakta fenomena cuaca ekstrem tersebut. Simak rinciannya berikut.
Pakar klimatologi BRIN Erma Yulihastin mengungkap angin kencang Rancaekek sebagai tornado pertama di RI. (Arsip Pribadi)

Beda tornado dan puting beliung

BMKG, dikutip dari situsnya, mengungkap puting beliung serta tornado, dan juga siklon hingga water spout, sama-sama merupakan pusaran atmosfer. Bedanya ada pada ukuran.

"Ukuran diameter tornado, puting beliung dan water spout sama-sama berkisar pada ratusan meter, sedangkan ukuran diameter siklon dapat mencapai ratusan kilometer," kata lembaga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khusus tornado, BMKG menyebut diameternya bisa mencapai ratusan meter dengan durasi 3 menit hingga lebih dari satu jam.

"Puting beliung merupakan sebutan lokal untuk tornado skala kecil yang terjadi di Indonesia, dan water spout merupakan tornado yang terjadi di atas perairan, (dapat berupa danau maupun laut)," lanjut BMKG.

Peneliti Meteorologi di Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Deni Septiadi pun mengungkap fenomena angin kencang di sekitar Rancaekek ini sebagai tornado skala kecil.

Hal ini terkait mekanisme pemicunya. Yakni, fenomena Sea Breeze Front (SBF) yang mencapai daratan yang memicu wind shear (angin yang berubah arah dan kecepatan dalam tempo singkat) di selatan Jawa bagian barat.

"Aliran ini kemudian dimodulasi oleh topografi atau kekasaran permukaan menjadi 'wind shear' kuat dan bersinergi dengan thunderstorm menghasilkan touch down rotation flow ke permukaan yang disebut sebagai puting beliung (small scale tornado)," tutur Deni, Kamis (22/2).

Terbentuknya puting beliung

Puting beliung, kata Guswanto, terbentuk dari sistem Awan Cumulonimbus (CB) yang memiliki karakteristik menimbulkan terjadinya cuaca ekstrem.

"Meskipun begitu tidak setiap ada awan CB dapat terjadi fenomena puting beliung dan itu tergantung bagaimana kondisi labilitas atmosfernya," tukasnya.

Kejadian angin puting beliung dapat terjadi dalam periode waktu yang singkat dengan durasi kejadian umumnya kurang dari 10 menit.

Menurut dia, fenomena puting beliung umumnya bisa lebih sering terjadi pada periode peralihan musim, "dan dan tidak menutup kemungkinan terjadi juga di periode musim hujan."

Jejak panjang puting beliung Bandung

Menurut catatan BMKG, fenomena puting beliung terjadi beberapa kali di wilayah Bandung dan sekitarnya.

Pertama, 5 Juni 2023 di Bojongmalaka, Rancamanyar, dan Andir, Kecamatan Baleendah. Fenomena tersebut membuat 110 rumah rusak di Bojongmalaka, 20 rumah rusak di Kelurahan Andir, dan 11 rumah rusak di Rancamayar.

Kedua, puting beliung di Banjaran Oktober 2023. Ketiga, puting beliung di Ciparay, Desember 2023. Fenomena terakhir membuat bangunan rusak dan pohon tumbang.

Keempat, puting beliung di Parongpong, Bandung Barat, pada 18 Februari.

Potensi cuaca ekstrem

BMKG pun mengeluarkan peringatan potensi cuaca esktrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai pembentukan awan CB, yang bisa memicu puting beliung berikutnya, di sejumlah wilayah hingga 25 Februari.

Berikut rincian wilayahnya:

  • Sumatra Utara
  • Sumatra Barat
  • Riau
  • Jambi
  • Bengkulu
  • Jambi
  • Sumatra Selatan
  • Lampung
  • Banten
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur
  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Sulawesi Utara
  • Gorontalo
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Tenggara
  • Papua
(tim/arh)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER