Ahli Jelaskan Fenomena Hujan Pagi Hari di Jakarta, Simak Bahayanya

CNN Indonesia
Jumat, 01 Mar 2024 07:54 WIB
Ilustrasi. Jabodetabek sedang rutin diguyur hujan pagi hari. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Hujan dini hari yang melanda Jabodetabek dalam beberapa hari terakhir bukan fenomena atmosfer biasa. Ini merupakan bentuk Cross Equatorial Northerly Surge (CENS). Apa itu?

Setidaknya dalam tiga hari terakhir, Selasa (27/2) hingga Kamis (29/2), hujan rutin turun sejak pagi hari atau dini hari (versi KBBI pukul 03.00-05.00).

Pakar klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin menyebut fenomena ini berpotensi memicu banjir yang lebih luas di Jakarta lantaran diprediksi masih akan berlangsung hingga 10 hari pertama bulan Maret.

"Pola semidiurnal hujan (puncak hujan pagi hari di utara dan sore hari di selatan) di atas Jabodetabek terjadi beberapa hari terakhir dan masih akan berulang seperti ini hingga dasarian I Maret," ujar dia di akun Twitter-nya, Kamis (29/2).

"Bersiaplah skenario terburuk: banjir meluas di Jakarta!" cetus Erma, sambil menandai akun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta.

Menurut data BPBD DKI Jakarta, setidaknya 9 wilayah RT (0,029 persen dari total 30.772 RT di Jakarta) dan 38 ruas jalan di Jakarta terendam banjir per Kamis (29/2) sore.

Contohnya, sejumlah RT di Kelurahan Tegal Alur, Jakarta Barat; Kelurahan Rawa Terate, Jakarta Timur; ruas Jalan Raya Cipinang, Jaktim; ruas Jalan Gading Putih Raya Utara, Kel. Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara.

Berdasarkan prospek cuaca sepekan ke depan periode 1-7 Maret, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap masih ada potensi peningkatan curah hujan di Jawa.

"Puncak musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia sudah terlewati. Meski demikian, sebagian wilayah Sumatra bagian selatan dan Pulau Jawa masih berada dalam puncak musim hujan di Februari, sehingga peningkatan curah hujan pada wilayah-wilayah tersebut masih berpotensi terjadi."

Khusus Jakarta, BMKG memprediksi ibu kota akan kena cuaca ekstrem pada 1–2 Maret. Sementara Jawa Barat diprakirakan rutin dilanda cuaca ekstrem setidaknya hingga 7 Maret.

CENS

Erma menuturkan hujan dini hari ini ini terkait dengan pemusatan proses pembentukan awan hujan di Jakarta pada tengah malam.

"As predicted, hujan di Jakarta masih awet hingga saat ini. Ini membuktikan konveksi laut terkonsentrasi di atas Jakarta dari tengah malam menyebabkan hujan dinihari yg awet hingga siang. Pada sore hari, hujan mulai terbantuk di area pegunungan Bogor dsk," tutur dia.

Dalam keterangannya secara terpisah, akhir Januari, Erma menjelasakan hujan normalnya turun di laut pada pada tengah malam hingga dini hari. Jika hujan turun di darat pada periode itu, ia menyatakan, "berarti ada something."

Dia menuturkan fenomena hujan dini hari di Jakarta itu "dibangkitkan" oleh fenomena angin kuat dari utara yang disebut Cross Equatorial Northerly Surge (CENS).

Menurut BMKG, CENS ini merupakan gelombang angin permukaan utara yang kadang melintasi ekuator di laut pedalaman Indonesia (Laut Cina Selatan bagian selatan dan Laut Jawa) dan dibedakan dari gelombang dingin biasa.

Fenomena ini mempengaruhi konveksi di Laut Jawa dan Pulau Jawa serta terkadang menyebabkan curah hujan yang tinggi.

"Jadi angin utara sangat kuat, itu yang memperparah. Hujan masih di laut digeser angin dari utara itu," lanjut Erma.

Pergeseran awan hujan dari lautan ke daratan Jabodetabek itu, kata dia, melewati proses penjalaran atau propagasi.

"Meluruh, terbentuk baru, jadi kayak bangun jembatan hujan dari laut ke darat. Lurus banget karena arah angin tegak lurus [dari utara]," urai dia.

(tim/arh)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK