Mungkinkah Sungai-sungai di Jakarta Bisa Sebersih di Belanda?
Ketua Kelompok Riset Resiliensi Wilayah Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dwi Abad Tiwi yakin sungai-sungai yang mengaliri Jakarta bisa sebersih di Belanda dengan berbagai syarat ketat.
Ia menyebut langkah awal adalah ketegasan aturan dan penerapan denda.
Sungai-sungai di Belanda pada 1980-an tercatat dipenuhi beragam jenis pengotor. Tak cuma limbah rumah tangga, ada pula peralatan bekas pakai, seperti lemari es, tempat tidur, hingga sepeda.
Kemudian, muncul aksi pembersihan sungai diikuti larangan pembuangan sampah dan penerapan denda. Hasilnya, kini sungai di Negeri Kincir Angin itu terbebas dari sampah.
Sementara di Jakarta, merujuk informasi dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta pada 2022, di fasilitas penyaringan Kali Ciliwung, sampah-sampah yang diangkat per hari mencapai sekitar 52 ton dan di antaranya merupakan kayu, bambu, plastik, hingga kasur.
Dwi menuturkan penerapan denda pada orang-orang yang membuang sampah ke sungai sah-sah saja, terutama di kota besar, seperti Jakarta.
Hanya saja, hal itu perlu dibarengi upaya dari hulu ke hilir yang melibatkan tentu saja pemerintah daerah terkait untuk melakukan aksi serentak melarang warga menjadikan sungai sebagai "tong sampah raksasa."
Masyarakat kota Jakarta dan yang tinggal di sepanjang sungai pun perlu dilibatkan.
"Multi-stakeholder, multi-action, karena saya pikir partisipasi masyarakat pun tidak bisa di bagian hilir, harus dari hulu dulu perubahan budaya untuk jangan membuang sampah. Dengan memilah sampah itu akan mengurangi dampak banyaknya sampah yang akan dibawa," kata Dwi, dikutip dari Antara.
Kedua, kata dia, pendekatan budaya. Tujuannya, agar masyarakat memiliki tanggung jawab mandiri mewujudkan sungai-sungai bebas sampah.
Salah satu pendekatan yang sebenarnya sudah pernah dimunculkan ialah kembali mengenalkan warga yang hidup di sepanjang sungai untuk membangun rumah menghadap sungai, bukan malah membelakanginya.
Terkait pendekatan budaya, sejarawan JJ Rizal berpendapat cara aktivis lingkungan Chaerudin alias Bang Idin dalam mengelola Sungai atau Kali Pesanggrahan di Jakarta Selatan menjadi salah satu contoh baik.
Bang Idin memadukan konsep-konsep sejarah dan budaya Betawi dan modern menghijaukan kembali bantaran sungai yang sebelumnya tercemar sampah.
Dia memanfaatkan konsep sungai bagi orang Betawi sebagai ruang sakral dan membangun ruang pengelolaan sampah raksasa di Kali Pesanggrahan.
Berpegang pada kisah sukses Bang Idin, Rizal mengusulkan untuk memanfaatkan material sejarah dan budaya demi mengingatkan kembali masyarakat masa kini tentang pentingnya menghargai sungai seperti yang dilakukan orang-orang pada masa lalu.
Salah satu caranya adalah dengan melibatkan institusi pendidikan dalam bentuk memasukkan pengetahuan tentang cara masyarakat di masa lalu memperlakukan sungai ke dalam bahan ajar muatan lokal (mulok) di sekolah.
Misalnya, pengetahuan soal cikal bakal peringatan Hari Ciliwung yang identik dengan penemuan bulus atau kura-kura raksasa yang memiliki nama ilmiah Chitra chitra javanensis pada 2011 di Sungai Ciliwung.
Bukan hanya itu, Rizal juga meminta semua pihak menghargai nama-nama tempat di Jakarta yang identik dengan air, misalnya Kalideres, Muara Angke, Kampung Pulo, Rawa Belong, dengan tidak menggantinya dengan nama lain, melainkan mengenalkannya pada generasi-generasi penerus.
Adopsi aturan UNESCO tentang nama tempat sebagai artefak sejarah, misalnya nama tempat yang identik dengan air atau sungai. Jadi, nama tempat yang identik dengan air diganti dengan nama lain, tetapi harus dikenalkan dan dirayakan.
Tindakan pemerintah
Senada, Ketua Subkelompok Perencanaan Bidang Pengendalian Banjir dan Drainase Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Maman Supratman memandang perlunya untuk menghidupkan kembali pendekatan budaya.
Bahwa, aliran air yang besar ini merupakan bagian dari satu ekosistem dan tidak bisa dipisahkan dari hidup mereka.
Kepala Dinas Lingkungan DKI Jakarta Asep Kuswanto menyebut pembentukan Satgas ini akan memperkuat DLH DKI Jakarta dalam mengatasi timbunan sampah di Sungai Ciliwung.
Satgas Ciliwung nantinya bertugas memantau dan membersihkan sampah di sepanjang Sungai Ciliwung secara berkesinambungan.
(antara/arh)