Studi Klaim Starlink Bikin Medan Magnet Bumi Lemah, Simak Faktanya

CNN Indonesia
Jumat, 15 Mar 2024 10:47 WIB
Sebuah penelitian kontroversial mengklaim satelit 'megakonstelasi' seperti Starlink dapat membuat medan magnet Bumi melemah. Bagaimana faktanya?
Ilustrasi. Sebuah studi baru mengungkap satelit dapat membuat medan magnet Bumi melemah. (Foto: Tangkapan layar instagram @starlink_satellites)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebuah penelitian kontroversial mengklaim satelit 'megakonstelasi' seperti layanan satelit milik miliarder Elon Musk, Starlink, dapat membuat medan magnet Bumi melemah. Benarkah demikian?

Penelitian tersebut menyatakan 'debu antariksa' dari satelit yang sudah tidak berfungsi dan terbakar di atmosfer dapat melemahkan medan magnet Bumi.

Salah seorang penulis studi ini mengatakan skenario terburuknya, ekspansi "megakonstelasi" satelit komersial yang mengorbit Bumi, seperti jaringan Starlink milik SpaceX, dapat menghasilkan cukup banyak debu magnetik untuk memotong perisai pelindung Bumi yang berpotensi menyebabkan bencana satelit dan "terkelupasnya atmosfer."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, peneliti lain skeptis terhadap klaim studi tersebut, meskipun mereka semua setuju ada kebutuhan mendesak untuk mengukur skala masalahnya.

Satelit-satelit swasta yang saat ini berada di orbitnya mengganggu teleskop radio, serta meningkatnya risiko tabrakan dengan wahana antariksa lainnya. Tapi, ancaman yang sebenarnya adalah apa yang terjadi ketika mereka tak beroperasi lagi.

Ketika wahana antariksa mengakhiri misinya, sebagian besar akan mengalami deorbitasi dan terbakar di atmosfer Bumi untuk mengurangi jumlah sampah antariksa yang mengitari planet kita.

Namun, ketika mereka hancur terbakar, wahana antariksa mengotori atmosfer bagian atas dengan polusi logam yang menguap.

Dalam makalah yang diunggah ke basis data pra-cetak arXiv Desember 2023, Sierra Solter-Hunt, kandidat doktor di Universitas Islandia, menyampaikan debu wahana antariksa di atmosfer dapat membahayakan magnetosfer, bagian dari medan magnet Bumi yang meluas ke luar angkasa dan melindungi atmosfer dari radiasi Matahari.

Ia khawatir jika megakonstelasi satelit berevolusi, jumlah debu yang mereka lepaskan dapat menciptakan perisai magnetik yang dapat membatasi jangkauan magnetosfer.

"Saya terkejut dengan apa yang saya temukan dan belum ada yang meneliti hal ini," kata Solter-Hunt, mengutip LiveScience, Kamis (14/3).

"Saya pikir ini sangat, sangat mengkhawatirkan," lanjut dia.

Solter-Hunt memprediksi antara 500 ribu hingga 1 juta satelit swasta bisa mengorbit dalam beberapa tahun ke depan. Ketika semua satelit ini akhirnya jatuh ke Bumi, hal ini dapat meningkatkan jumlah debu pesawat ruang angkasa di atmosfer hingga miliaran kali lipat dari tingkat yang ada saat ini.

Solter-Hunt mengatakan saat ini belum jelas di mana semua debu antariksa ini akan berarkhir, tapi ia menduga debu-debu ini akan mengendap di bagian atas ionosfer, wilayah atmosfer yang berada di ketinggian 80 hingga 644 km di atas permukaan.

Perisai magnetik

Salter-Hunt mengatakan jika semua satelit ini terbakar, debu dari wahana antariksa itu dapat menciptakan "jaring konduktif yang sempurna di sekitar planet kita" yang dapat membawa muatan listrik.

Jika ini terjadi, magnetosfer akan "terdistorsi untuk tetap berada di bawah bahan konduksi," yang pada dasarnya membatasi jangkauannya ke ionosfer bagian atas.

Ia menambahkan medan magnet yang berkurang dapat membuat satelit terpapar radiasi tingkat tinggi dan badai matahari, yang dapat menjatuhkannya dari langit.

"Ini adalah Catch-22 yang nyata bagi perusahaan satelit," tambahnya. "Mereka bisa saja melemahkan magnetosfer dengan apa yang mereka lakukan, yang pada gilirannya membahayakan diri mereka sendiri."

Meskipun magnetosfer tidak menyusut, peningkatan kadar debu pesawat ruang angkasa masih dapat mempersulit roket untuk meluncurkan satelit baru dan pesawat ruang angkasa lainnya ke luar angkasa.

Hal ini karena partikel-partikel magnetik dapat mengganggu peralatan elektronik di dalam pesawat.

Infografis - Ancaman global 10 tahun ke depanAncaman Global 10 Tahun ke Depan (Foto: Basith Subastian/CNNIndonesia)

Skenario terburuk di halaman berikutnya...

Skenario Terburuk hingga Pro-Kontra

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER