Penyebab Semarang Dikepung Banjir Kata Pakar, Wilayah Sesuai Prediksi

CNN Indonesia
Kamis, 14 Mar 2024 18:01 WIB
Banjir di Cagar Budaya Nasional Kota Lama, Semarang, Kamis (14/3). Titik-titik banjir sesuai dengan prediksi BMKG. (ANTARA FOTO/Makna Zaezar)
Jakarta, CNN Indonesia --

Titik-titik banjir di Semarang, Jawa Tengah, yang sesuai dengan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dipicu oleh sejumlah fenomena atmosfer yang tengah aktif, termasuk bibit siklon tropis.

Berdasarkan siaran pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Semarang per hari ini, Kamis (14/3), digenangi banjir setidaknya di sepuluh titik.

Sepuluh titik di Semarang yang tergenang banjir itu antara lain:

1. Jl. Gebanganom dengan ketinggian air ± 70 - 80 cm (Kecamatan Semarang Timur)
2. Jl. Padi raya ± 50 - 60 cm (Kecamatan Genuk)
3. Jl. Sendang indah Kelurahan Muktiharjo lor ± 15 cm (Kec. Pedurungan)
4. Jl. Muktiharjo indah RW 15 Kelurahan Muktiharjo Kidul ± 15 - 20 cm (Kec. Pedurungan)
5. Jl. Muktiharjo raya Kelurahan Muktiharjo Lor ± 30 - 70 cm (Kec. Genuk)
6. Jl. Jodipati Kelurahan Krobokan ± 15 - 40 cm (Kec. Semarang Barat)
7. Wilayah RW 7 Kelurahan Kudu ± 15 - 20 cm (Kec. Genuk)
8. Wilayah Kelurahan Tambakrejo ± 15 - 30 cm (Kec. Gayamsari)
9. Jl. Raya Kaligawe (Depan RSI Sultan Agung - Bawah Tol) ± 20 - 50 cm (Kec. Genuk)
10. Jl. Sidorejo 3 Kelurahan Sambirejo ± 20 - 30 cm (Kec. Gayamsari)

Di luar itu, ada genangan air yang mengganggu operasional Stasiun Tawang, Kecamatan Semarang Utara.

Titik-titik banjir yang mengepung Semarang itu sejalan dengan prediksi Prakiraan Daerah Potensi Banjir Dasarian II (sepuluh hari kedua bulan) Maret BMKG update 29 Februari 2024. Jateng jadi salah satu provinsi dengan wilayah terbanyak berpotensi banjir selain Jatim.

Wilayah yang pernah dipimpin capres Ganjar Pranowo ini menyumbang beberapa wilayah berpotensi menengah dan rendah, terutama dari Kota Semarang. Berikut rinciannya:

Potensi menengah banjir:

+ Kecamatan Mijen, Kota Semarang

Potensi rendah banjir:

+ Kec. Banyumanik
+ Kec. Candisari
+ Kec. Gajah Mungkur
+ Kec. Gayamsari
+ Kec. Genuk
+ Kec. Gunung Pati
+ Kec. Mijen
+ Kec. Ngaliyan
+ Kec. Pedurungan
+ Kec. Semarang Barat
+ Kec. Semarang Selatan
+ Kec. Semarang Tengah
+ Kec. Semarang Timur
+ Kec. Semarang Utara
+ Kec. Tembalang
+ Kec. Tugu

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang Endro Pudyo Martanto, dalam siaran persnya, mengatakan banjir itu dipicu oleh hujan yang turun di Kota Semarang sejak siang hingga malam hari, Rabu (13/3).

Pemicu hujan lebat

BMKG menuturkan kondisi cuaca ekstrem pada periode 8 sampai 14 Maret dipicu setidaknya tiga gabungan dinamika atmosfer.

Pertama, aktivitas gelombang atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO), fenomena Gelombang Kelvin, dan Rossby Equatorial yang aktif di wilayah Indonesia.

Kedua, peningkatan kecepatan angin dari arah utara Indonesia hingga melintasi ekuator melalui Selat Karimata yang mengindikasikan aktivitas Cross Equatorial Northerly Surge (CENS) atau angin utara yang kuat.

Pada Prospek Cuaca Seminggu ke Depan Periode 12–18 Maret, BMKG mengungkap sejumlah fenomena atmosfer lain yang memicu hujan sedang hingga lebat di berbagai daerah, termasuk Jateng.

Yakni, Bibit Siklon Tropis 91S yang terpantau di Samudra Hindia sebelah selatan Jawa bergerak ke arah timur- tenggara.

Bibit Siklon Tropis ini menginduksi daerah peningkatan kecepatan angin >25 knot (low level jet) di Samudra Hindia barat daya Sumatra hingga Samudra Hindia selatan Jawa yang mampu meningkatkan potensi tinggi gelombang di sekitar Bibit siklon tropis tersebut.

Ada pula Sirkulasi Siklonik yang terpantau di Australia barat bagian utara dan di Teluk Carpentaria utara Australia yang membentuk daerah konvergensi memanjang di perairan utara Australia hingga Teluk Carpentaria.

Daerah konvergensi lainnya terpantau memanjang dari pesisir barat Sumatra Barat hingga Bengkulu, dari Lampung hingga Jawa Barat, dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, di Bali, Nusa Tenggara, di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan di Papua.

BMKG juga mengungkap peran daerah pertemuan angin (konfluensi) yang memanjang di Laut Jawa, Selat Karimata, di Samudra Hindia barat daya Sumatra hingga selatan Jawa, Samudra Hindia selatan Bali-Nusa Tenggara.

"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar Bibit Siklon Tropis, sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi/low level jet tersebut," ujar BMKG.

Squall line

Pakar klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengungkap hujan lebat di Semarang ini tak lepas dari andil bibit siklon 18S yang bergerak lambat.

"Sejak awal (11 Maret) dari prediksi berbasis model skala meso yg kami kembangkan bahwa vorteks (091S) yg berubah jadi bibit siklon 18S akan cenderung bergerak lambat dg orientasi dari barat menuju timur. Hal ini karena tekanan rendah di timur yg kini telah jadi dua vorteks (pusaran)," tuturnya di Twitter, Kamis (14/3).

Lantaran bergerak lambat, bibit siklon ini memicu banyaknya pembentukan badai squall line.

"Pergerakan yg lambat dan tidak segera menjauh menuju Australia inilah yg telah memicu propagasi hujan yg kuat dan maraknya pembentukan badai squall line pemicu hujan persisten berhari-hari bahkan intensitas hujan pun bisa ekstrem, yg disertai angin kencang," jelas Erma.

Menurut National Weather Service (NWS) AS, squall line itu merupakan salah satu tipe badai.

"Terkadang badai petir akan terbentuk dalam garis yang dapat memanjang ke samping hingga ratusan mil. 'Garis badai' ini dapat bertahan selama berjam-jam dan menghasilkan angin dan hujan es yang merusak," menurut pernyataan lembaga.

Aliran udara ke atas terus-menerus terbentuk kembali di ujung depan sistem badai. Hujan mengikutinya. Aliran naik dan turun badai individu di sepanjang garis badai ini bisa menjadi sangat kuat.

"Menghasilkan rangkaian hujan es besar dan angin aliran keluar yang kuat yang bergerak cepat di depan sistem," menurut NWS.

Tornado juga kadang-kadang terbentuk di tepi depan garis squall dan menghasilkan kerusakan angin "garis lurus".

Erma melanjutkan beberapa wilayah yang terdampak pergerakan bibit siklon 18S dari barat ke timur ini di antaranya adalah Demak, Kudus, Pati, Semarang, Madura, dan Kupang.

"Hujan yg persisten dipicu oleh squall line efek dari vorteks. Semarang dan Kupang waspada," kicaunya.

Ia pun mewanti-wanti potensi banjir bandang di kawasan daerah aliran sungai (DAS) di Semarang.

"Update: terpantau squall line di Semarang yg semakin memanjang. Waspada banjir bandang, ya. Yang di sekitar DAS agar siaga evakuasi mandiri," tandas Erma.

(tim/arh)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK