BMKG Ungkap Tanda-tanda Kedatangan Musim Kemarau, Mayoritas Telat

CNN Indonesia
Sabtu, 16 Mar 2024 07:02 WIB
BMKG mengungkap tanda-tanda kedatangan awal musim kemarau, yang diprediksi telat datang di mayoritas wilayah Indonesia.
Ilustrasi. BMKG memprediksi awal musim kemarau telat datang di sejumlah wilayah. (Foto: ANTARA FOTO/ARNAS PADDA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau akan telat datang ke sejumlah wilayah Indonesia. Simak tanda-tanda kedatangannya.

"Awal musim kemarau pada tahun 2024 diprediksi umumnya mundur dibandingkan kondisi normalnya," kata Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG, dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (15/3).

Berdasarkan hasil analisis BMKG, 282 dari total 699 zona musim (ZOM) di Indonesia atau 40 persen akan mengalami awal musim kemarau mundur dari kondisi normal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, 175 ZOM (25 persen) awal musim kemaraunya normal, dan sebanyak 105 ZOM (15 persen) akan mengawali musim kemarau lebih cepat.

Dwikorita mengungkap wilayah yang awal kemaraunya diprediksi mundur di antaranya sebagian Sumatra Utara, sebagian Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, sebagian besar Kalimantan, sebagian Bali.

Kemudian, Nusa Tenggara Barat, sebagian Nusa Tenggara Timur, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Barat, sebagian besar Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan sebagian Maluku.

"Jadi wilayah-wilayah tersebut diprediksi awal musim kemaraunya mundur dibandingkan rerata klimatologi," jelas dia.

Lalu, apa tanda-tanda kedatangan musim kemarau?

Dwikorita mengatakan awal musim kemarau berkaitan erat dengan kedatangan angin timuran atau angin Monsun Australia.

"Diawali di wilayah yang paling dekat Australia lebih dahulu, karena musim kemarau itu diakibatkan oleh angin monsun Australia yang bertiup dari arah Australia atau angin timuran," jelas dia.

"Jadi akan mulai paling dekat dulu dari sumber angin itu bertiup, lalu bergerak semakin ke arah utara, barat dan timur. Jadi di sini terlihat mulai Maret itu di Nusa Tenggara sudah masuk kemarau, tapi itu bukan berarti lebih maju, karena memang rerata klimatologinya di bulan itu," lanjut Dwikorita.

Sebaliknya, musim hujan ditandai dengan kedatangan angin Monsun Asia atau angin baratan yang datang dari Benua Asia dan sekitar Pasifik yang membawa uap air.

BMKG sebelumnya memprediksi Indonesia bagian selatan bakal mulai mengalami masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau atau pancaroba pada Maret hingga April.

"Mengindikasikan bahwa wilayah tersebut akan mulai memasuki peralihan musim di bulan Maret hingga April,"kata Dwikorita beberapa waktu lalu.

BMKG juga menyebut puncak musim hujan sudah terlewati di berbagai wilayah Indonesia, terutama bagian selatan Indonesia yang lebih dekat ke Benua Australia yang jadi sumber Angin Monsun Australia pembawa udara kering.

"Berdasarkan analisa dinamika atmosfer yang dilakukan BMKG didapati bahwa saat ini puncak musim hujan telah terlewati di berbagai wilayah Indonesia, khususnya bagian Selatan Indonesia,"kata Dwikorita.

Pada Maret, BMKG memprakirakan wilayah yang mengalami puncak musim hujan turun drastis dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Pada bulan ini hanya terdapat 36 ZOM (5,15 persen) yang mengalami puncak musim hujan.

[Gambas:Video CNN]

(tim/dmi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER