Pakar BRIN Ungkap Asal Daratan yang Menimbun Selat Muria
Aktivitas pembabatan hutan secara besar-besaran yang dilakukan pada era penjajahan Belanda menimbulkan sedimentasi yang menyebabkan Selat Muria menjadi daratan.
"Dulu waktu zaman Belanda pembabatan hutan di sana sangat intens, sehingga menyebabkan erosi. Sedimentasi yang terjadi menyebabkan Selat Muria menjadi daratan," kata Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eko Soebowo, Rabu (20/3) dikutip dari Antara.
Sebelumnya, Selat Muria, lautan purba yang telah lama hilang, ramai diungkit lagi keberadaannya menyusul banjir besar di Demak dan sekitarnya.
Eko menjelaskan sejak abad ke-7 sampai sekarang aktivitas pembabatan hutan maupun erosi terus terjadi di selatan Selat Muria maupun Lereng Gunung Muria. Material dari erosi itulah yang mengisi dataran Selat Muria.
Sedimentasi itu muncul terbawa banjir yang terjadi akibat pembabatan hutan membuat selat semakin dangkal dan menghilang, sehingga Pulau Jawa menyatu dengan Pulau Muria.
Menurutnya, umur daratan yang tergolong baru akibat proses sedimentasi membuat tanah belum kompak dan belum mengalami pemadatan yang sempurna. Tanah lunak tersebut menyebabkan bangunan menjadi mudah ambles.
"Dulu banjir justru mengisi sedimen di Selat Muria, akhirnya terjadi pendangkalan, sehingga terbentuk daratan," ujar Eko.
Ia pun mengingatkan masyarakat agar bijaksana dalam penggunaan air. Kegiatan pengambilan air tanah yang dilakukan secara berlebihan telah membuat kawasan Demak hingga Kudus mengalami penurunan muka tanah yang parah.
Perubahan iklim yang mencairkan es di kutub utara dan selatan, kata Eko, meningkatkan muka air laut dan menjadi ancaman serius yang berpotensi memunculkan kembali Selat Muria.
(antara/arh)