Pergerakan sesar dengan pola geser mendatar strike-slip memicu gempa besar di dekat Pulau Bawean dan Tuban, Jawa Timur, kemarin. Simak penjelasannya berikut.
Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas II Pasuruan mencatat setidaknya total ada 110 gempa yang terjadi di utara perairan Tuban ada sekitar Pulau Bawean, Jawa Timur, yang terjadi sepanjang Jumat (22/3).
"Tanggal 22 Maret 2024, sampai jam 23.04 terjadi 110 gempa bumi," kata Kepala Stadiun Geofisika Kelas II Pasuruan, Rully Oktavia Hermawan, Sabtu (23/3) dini hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rully menyebut, variasi besaran gempa paling kecil ialah magnitudo 2,7 dan terbesar magnitudo 6,5.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono gempa itu terjadi di kawasan dengan kondisi sesar yang belum terpetakan oleh BMKG. Berbeda dengan gempa-gempa yang terjadi di sesar yang sudah terpetakan seperti Cimandiri atau Lembang.
"Tentu saja ini sebuah kejadian luar biasa. Di mana, sesarnya belum terpetakan dengan kredibel," ujarnya, kemarin.
Ia menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter (permukaan Bumi yang tepat di atas pusat gempa) dan kedalaman hiposenternya (pusat gempa di dalam Bumi), gempa M 6,5 itu merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di Laut Jawa.
Hasil analisis mekanisme sumber, kata Daryono, menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
Apa itu?
Melansir situs Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Lampung, sesar atau patahan merupakan bidang rekahan yang disertai oleh pergeseran relatif (displacement) satu blok terhadap blok batuan lainnya.
Jarak pergeseran tersebut bisa cuma beberapa millimeter hingga puluhan kilometer. Sementara, bidang sesarnya mulai dari yang berukuran beberapa cm hingga puluhan km.
Daerah dengan sesar yang masih aktif bergerak merupakan daerah yang rawan akan gempa bumi.
Sesar, berdasarkan pergerakannya, diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yakni Normal Fault (patahan normal), Reverse Fault (patahan naik), dan Strike-Slip Fault (patahan geser).
Pertama, Normal Fault terjadi akibat keberadaan gaya tekan maksimum pada arah vertikal. Itu menyebabkan salah satu bidang batuan bergerak ke bawah mengikuti bidang sesar.
Kedua, Reverse Faults. Gerakan ini terjadi imbas gaya maksimum yang bekerja pada batuan berarah horizontal hingga menyebabkan salah satu bagian batuan bergerak ke atas.
Reverse Faults biasanya terjadi pada area dengan dua lempeng tektonik bertabrakan.
Ketiga, Strike-slip Fault memiliki pergerakan dengan arah horizontal atau mendatar akibat gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Hal tersebut terjadi akibat gaya maksimum dan gaya minimumnya memiliki arah horizontal.
Menurut Seismological Facility for the Advancement of Geoscience (SAGE), sesar strike-slip punya bentuk patahan vertikal (atau hampir vertikal) yang sebagian besar bloknya bergerak secara horizontal.
Gerakan sesar pada sesar strike-slip disebabkan oleh gaya geser. Jika blok batuan di sisi terjauh dari sesar bergerak ke kiri, sesar tersebut disebut lateral kiri (left-lateral). Jika balok di sisi jauh bergerak ke kanan, maka sesar tersebut disebut lateral kanan (right-lateral).
Nama lain sesar dengan pergerakan jenis ini adalah sesar transformasi, transcurrent fault, lateral fault, tear fault (sesar sobek), atau wrench fault.
Contoh patahan dengan pergerakan jenis ini, kata SAGE, antara lain Sesar San Andreas, California, AS, dan Sesar Anatolia, Turki. Dua sesar itu punya riwayat gempa besar.
(tim/arh)